Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Polusi Udara Tingkatkan Risiko Gangguan Penglihatan

Kompas.com - 27/01/2021, 18:26 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Studi skala besar di Inggris telah menemukan kaitan antara polusi udara dengan peningkatan kasus degenerasi makula terkait usia (AMD).

Degenerasi makula adalah gangguan penglihatan parah yang dapat terjadi secara permanen.

Seperti dikutip dari IFL Science, Rabu (27/1/2021) ada faktor-faktor risiko yang diketahui berkontribusi terhadap perkembangan AMD.

Beberapa di antaranya adalah faktor usia, tekanan darah tinggi, kelebihan berat badan, serta genetik yang diturunkan dalam keluarga.

Meski begitu, penyebab pasti AMD belum sepenuhnya dapat dijelaskan.

Baca juga: Polusi Udara Sebabkan 500.000 Bayi Meninggal, Begini Penjelasan Sains

 

Beberapa studi juga dilakukan untuk memahami asal-usul genetik AMD dan apakah sel induk dan terapi gen mungkin dapat membalikkan atau mencegah proses tersebut.

Tetapi nampaknya harus lebih banyak lagi studi untuk memahami faktor-faktor yang menyebabkan seorang individu dapat berisiko lebih tinggi terkena AMD.

Kini, peneliti memasukkan satu faktor lagi yang dapat menyebabkan peningkatan risiko AMD, yaitu polusi udara.

"Kami telah mengidentifikasi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh polusi udara, memperkuat bukti bahwa memperbaiki udara yang kita hirup harus menjadi prioritas kesehatan yang utama," kata Profesor Paul Foster, penulis utama dari University College London, Inggris.

Baca juga: Polusi Udara Rumah Tangga Penyebab Kematian Dini pada Bayi, Kok Bisa?

 

Dalam studinya, peneliti melihat data dari 115.954 peserta UK Biobank yang berusia antara 40 hingga 69 tahun dan tak memiliki gangguan penglihatan pada awal penelitian pada tahun 2006.

Menggunakan pencitraan retina, peneliti kemudian menilai setiap perubahan struktural retina pada 52.602 orang dari total kelompok asli.

Selain itu, dengan menggunakan data yang dikumpulkan dari Unit Statistik Kesehatan Area Kecil, peneliti menghitung rata-rata polusi udara tahunan di alamat rumah peserta.

Baca juga: Selain Sebabkan Kematian, Waspadai 4 Dampak Buruk Polusi Udara

Ilustrasi polusi udaraShutterstock Ilustrasi polusi udara

Dua polutan utama diamati, yaitu nitrogen dioksida (NO2), dan nitrogen oksida (NOx), yang disebut sebagai materi partikulat halus (PM2.5).

Dari analisis, peneliti menemukan beberapa kesimpulan. Dari total peserta studi, 1.286 didiagnosis dengan AMD dari waktu ke waktu.

Sementara 52.602 peserta yang mejalani pemeriksaan mata selama studi, 75 persen memiliki diagnosis klinis AMD dan mengalami perubahan struktural pada mata saat dilakukan pencitraan retina pada akhir penelitian.

Sedangkan peserta yang tak memiliki diagnosis klinis AMD, 12 persen juga mengalami perubahan struktural pada mata.

Baca juga: Polusi Udara Terbukti Sebabkan Gangguan Otak pada Anak dan Dewasa Muda

 

Menariknya, peneliti juga menemukan partisipan yang tinggal di lingkungan rumah dengan materi partikulat halus (PM2.5) memiliki risiko AMD 8 persen lebih tinggi.

"Ini menunjukkan bahwa tingkat polusi udara yang lebih tinggi dapat menyebabkan sel-sel menjadi lebih rentan terhadap perubahan yang merugikan dan meningkatkan risiko AMD," Dr Sharon Chua, peneliti lain yang terlibat dalam studi.

Temuan tersebut pun pada akhirnya dapat memberikan gambaran bahwa tinggal di daerah dengan udara yang tercemar, terutama berasal dari partikel halus atau partikel terkait pembakaran yang berasal dari lalu lintas jalan raya, dapat menyebabkan gangguan penglihatan pada mata.

Studi kaitan polusi udara dengan dampak terhadap gangguan penglihatan ini telah dipublikasikan di Journal of Ophthalmology.

Baca juga: Polusi Udara Memengaruhi Bumi, Ini Contoh Kejadian dan Ancamannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com