KOMPAS.com - Pada Senin (25/1/2021), ada beberapa berita populer sains yang sayang untuk dilewatkan.
Pertama, berita soal temuan bangkai paus sirip (Balaenoptera physalus) di laut Mediterania. Ini adalah bangkai paus terbesar yang pernah ditemukan.
Berita kedua, batuan bulan yang diambil oleh misi bersejarah China memiliki berat kurang dari yang ditargetkan semula. Namun China masih bersedia mempelajari sampel tersebut dengan ilmuwan dari negara lain.
Berpindah ke Jerman, ilmuwan baru saja melaporkan keberhasilannya bisa membuat tikus lumpuh berjalan lagi. Metode ini nantinya akan diterapkan ke mamalia lain seperti babi, anjing, atau primata.
Di Indonesia, BMKG mengingatkan agar maskapai penerbangan waspada terhadap pertumbuhan awan cumulonimbus di sejumlah daerah beberapa hari ke depan.
Berikut ulasan berita populer Sains, Senin (25/1/2021):
1. Bangkai paus terbesar ditemukan
Bangkai paus sirip atau yang dikenal sebagai paus finback (Balaenoptera physalus) ditemukan di dekat pelabuhan Sorrento Italia awal pekan ini.
Panjangnya sekitar 20 meter dengan berat 77 ton, menjadikannya bangkai paus terbesar yang pernah ditemukan.
Penjaga pantai menemukan bangkai itu pada Minggu (17/1/2021), sebelum menariknya ke pelabuhan terdekat di Napoli.
Dilansir Live Science, Sabtu (23/1/2021), penyelam penjaga pantai pertama kali menemukan paus tersebut setelah seekor anak paus muda berenang ke pelabuhan Sorrento dalam keadaan tertekan.
Baca selengkapnya di sini.
2. Sampel bulan yang diambil China kurang dari target
Batuan bulan yang diambil oleh misi bersejarah China memiliki berat kurang dari yang ditargetkan semula.
Namun China masih bersedia mempelajari sampel tersebut dengan ilmuwan dari negara lain. Hal ini disampaikan juru bicara misi tersebut pada hari Senin (18/1/2021).
China menjadi negara ketiga yang membawa pulang sampel bulan.
Baca selengkapnya di sini.
3. Ilmuwan bikin tikus lumpuh berjalan
Ilmuwan Jerman menemukan formula yang dapat memulihkan kondisi lumpuh dalam studi terhadap tikus.
Sekelompok peneliti berhasil membuat tikus yang lumpuh dapat berjalan lagi setelah mengalami cedera tulang belakang.
Dalam studi menunjukkan, peneliti berhasil membangun kembali hubungan saraf yang sampai saat ini dianggap tidak dapat diperbaiki pada mamalia.
Dikutip dari Reuters, Senin (25/1/2021), untuk memulihkan saraf penyebab kelumpuhan tersebut, para peneliti menggunakan protein perancang yang disuntikkan ke otak tikus.
Rencananya, metode ini akan diujikan ke mamalia lain dalam jumlah lebih besar, yakni pengujian pada babi, anjing, dan primata.
Baca selengkapnya di sini.
4. BMKG peringatkan pertumbuhan awan Cumulonimbus
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG) mengingatkan agar maskapai penerbangan mewaspadai adanya potensi pertumbuhan awan cumulonimbus (Cb) beberapa hari ke depan.
Hal ini ditegaskan oleh Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto dalam konferensi pers secara daring, Sabtu (23/1/2021).
Seperti diketahui, awan cumulonimbus adalah salah satu jenis awan yang bisa memicu terjadinya berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, badai petir, gelombang tinggi, curah hujan yang tinggi, tornado, puting beliung, dan waterspout.
Awan ini terbentuk di bagian bawah troposfer, yakni lapisan atmosfer yang paling dekat dengan permukaan Bumi.
Karena penguapan dan efek rumah kaca, wilayah ini menghasilkan udara hangat yang memungkinkan terciptanya awan cumulus dan awan cumulonimbus.
Baca selengkapnya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.