Lebih lanjut, pemantuan satelit akan menghilangkan risiko mengganggu hewan selama pengumpulan data serta memastikan manusia tidak terluka.
Satelit juga mempermudah penghitungan hewan yang berpindah dari satu negara ke negara lain, karena satelit dapat mengorbit planet tanpa kontrol perbatasan atau konflik.
Sebenarnya studi menggunakan citra satelit dan algoritme bukan yang pertama dilakukan untuk memantau spesies.
Tetapi merupakan yang pertama yang dapat diandalkan untuk memantau hewan yang bergerak melalui lanskap yang heterogen, mencakup area padang rumput terbuka, hutan, dan cakupan parsial.
Baca juga: Serba serbi Hewan: Gajah Takut Serangga Kecil seperti Lebah
"Jenis pekerjaan ini telah dilakukan sebelumnya dengan paus, namun penghitungan jauh lebih mudah karena lautan berwarna biru. Sedangkan lanskap yang heterogen membuat identifikasi hewan menjadi sangat sulit," papar Dr. Isupova.
Gajah Afrika dipilih untuk penelitian ini karena alasan yang tepat. Mereka adalah hewan darat terbesar dan karenanya paling mudah dikenali.
Namun, Dr. Isupova berharap akan segera dapat mendeteksi spesies yang jauh lebih kecil dari luar angkasa.
"Resolusi citra satelit meningkat setiap beberapa tahun dan dengan setiap peningkatan kami akan dapat melihat hal-hal yang lebih kecil secara lebih rinci," katanya, menambahkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.