Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Ahli Hitung Populasi Gajah Afrika dari Luar Angkasa

Kompas.com - 21/01/2021, 11:20 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Untuk pertama kalinya ilmuwan berhasil menggunakan teknologi satelit untuk menghitung hewan di lanskap geografis yang kompleks dari luar angkasa.

Dalam studinya ini, ilmuwan memakai kamera satelit ditambah dengan pembelajaran mendalam untuk menghitung populasi gajah Afrika.

Penggunaan teknologi tersebut membawa para ahli selangkah lebih maju dalam memantau populasi spesies hewan yang terancam punah.

Mengutip Phys, Rabu (20/1/2021) peneliti menggunakan satelit Worldview 2 dan menggunakan citra resolusi tingginya untuk menangkap pergerakan gajah saat melalui hutan dan padang rumput.

Baca juga: Mengejutkan, Setiap Hari Gajah Kehilangan 325 Liter Air dari Tubuhnya

Sistem otomatis akan mendeteksi hewan dengan akurasi yang sama seperti yang dapat dilakukan oleh manusia.

Algoritma yang memungkinkan proses deteksi dibuat oleh Dr.Olga Isupova, seorang ilmuwan komputer di Universitas Bath di Inggris.

Sementara proyek ini merupakan kerjasama dengan Universitas Oxford Inggris dan Universitas Twente di Belanda.

Dr Isupova menyebut, jika teknik survei baru ini memungkinkan area daratan yang luas dipindai dalam hitungan menit, menawarkan alternatif bagi pengamatan hewan.

Saat memindai seluruh daratan, satelit dapat mengumpulkan lebih dari 5000 km2 citra setiap beberapa menit sehingga menghilangkan risiko penghitungan ganda. Jika perlu proses dapat diulangi keesokan harinya.

"Pemantauan yang akurat sangat penting jika kita ingin menyelamatkan spesies, kami perlu tahu di mana hewan-hewan itu dan berapa jumlahnya," kata Dr. Isupova.

Gajah Afrika pun dipilih dalam pemantauan karena beberapa alasan. Populasi gajah Afrika mengalami penurunan tajam selama seabad terakhir, terutama karena perburuan dan fragmentasi habitat.

Dengan hanya tersisa 40.000-50.000 gajah di alam liar, spesies ini diklasifikasikan terancam punah.

Baca juga: Kapal Karam Penuh Gading, Ungkap Perburuan Gajah di Abad ke-16

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com