Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Covid-19 Menyebabkan Kerusakan Otak Jangka Panjang?

Kompas.com - 06/01/2021, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber NPR

 

Efek Covid-19 pada Kerusakan Otak

Hingga saat ini, ilmuwan masih terus meneliti bagaimana Covid-19 dapat merusak otak.

Satu hal yang jelas sejak awal pandemi, bahwa infeksi Covid-19 dapat menyebabkan pembekuan darah yang dapat menyebabkan stroke.

Beberapa pasien juga menderita kerusakan otak, ketika paru-paru mereka tidak dapat menyediakan oksigen yang cukup.

Untuk memahami mekanisme lain yang kurang jelas, para ilmuwan membutuhkan jaringan otak dari pasien terinfeksi Covid-19 yang telah meninggal.

“Namun, di awal pandemi, mereka tidak bisa mendapatkan jaringan itu,” kata Dr. Avindra Nath dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke.

Baca juga: Peneliti Sebut Kerusakan Otak Pasien Covid-19 Bukan karena Virus Corona

"Karena itu adalah organisme yang sangat menular, sehingga orang tidak melakukan otopsi di banyak tempat," imbuh Nath.

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena tim peneliti kekurangan alat pelindung yang memungkinkan mereka mengeluarkan otak dengan aman.

Tapi kini berbeda, Nath yang ikut mempelajari jaringan otak dari pasien Covid-19 mengatakan, mereka telah melihat bukti luasnya peradangan dan kerusakan pada otak pasien Covid-19.

Temuan tersebut, juga telah mereka laporkan dalam The New England Journal of Medicine pada 30 Desember 2020 lalu.

Nath menyebut, bahwa tim peneliti kemungkinan juga telah menemukan penyebab kerusakan otak pada pasien Covid-19.

"Apa yang kami temukan adalah bahwa pembuluh darah yang sangat kecil di otak bocor," kata Nath.

"Dan itu tidak merata - Anda akan menemukan pembuluh darah kecil di sini dan pembuluh darah kecil di sana."

“Cedera itu mirip dengan serangkaian stroke kecil yang terjadi di banyak area berbeda di otak,” tutur Nath.

Penemuan tersebut tampaknya bisa menjelaskan mengapa pasien Covid-19 memiliki begitu banyak gejala terkait otak, termasuk beberapa yang terkait dengan area otak yang mengontrol fungsi seperti detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah.

"Mereka mengeluh jantungnya berdebar kencang, ada juga yang mengeluh ketika mereka berdiri, mereka menjadi sangat pusing. Atau mereka bisa mengalami masalah buang air kecil," jelasnya.

Baca juga: Studi: Beberapa Pasien Covid-19 Alami Gejala Psikotik Ekstrem

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com