Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Covid-19 Menyebabkan Kerusakan Otak Jangka Panjang?

Kompas.com - 06/01/2021, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber NPR


KOMPAS.com - Pada awal pandemi, penderita Covid-19 mulai melaporkan gejala aneh, yaitu hilangnya bau dan rasa.

Entah bagaimana, virus SARS-CoV-2 atau virus corona tampaknya memengaruhi saraf yang membawa informasi dari hidung ke otak.

Hal itu membuat para ahli saraf khawatir virus corona akan merusak otak.

“Kami takut SARS CoV-2 akan menyerang otak,” kata Dr. Gabriel de Erausquin, seorang peneliti di Glenn Biggs Institute for Alzheimer's and Neurodegenerative Diseases di University of Texas Health Science Center, San Antonio.

Baca juga: Covid-19 Sebabkan Kelelahan, Begini Efek Virus Corona SARS-CoV-2 pada Otak

Ketakutan mereka terbukti beralasan - meskipun kerusakan kemungkinan berasal dari tubuh dan respons otak terhadap virus corona, ketimbang karena virus itu sendiri.

Banyak pasien yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dipulangkan dengan gejala seperti yang berhubungan dengan cedera otak.

“Ini termasuk, membuat mereka menjadi pelupa, yang kemudian merusak kemampuan mereka ‘berfungsi’ seperti biasa,” kata de Erausquin.

“Mereka mengeluh kesulitan dalam mengatur tugas mereka,” lanjutnya.

Melansir NPR, menurut sebuah laporan dalam jurnal Alzheimer's & Dementia edisi 5 Januari , Covid-19 tampaknya menimbulkan banyak gejala lain terkait otak, mulai dari kejang hingga psikosis.

Tim peneliti, termasuk de Erausquin, mengatakan Covid-19 yang parah, bahkan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer.

Bagi banyak pasien Covid-19 yang terinfeksi, fungsi otak membaik saat mereka pulih. Tetapi, pada beberapa orang lainnya, cenderung mengalami kecacatan jangka panjang.

"Bahkan, jika proporsi angkanya tidak terlalu tinggi, jumlah absolut orang yang akan menderita akibathal ini kemungkinan besar akan tinggi. Karena, begitu banyak orang yang tertular," katanya.

Baca juga: Hasil Otopsi Tunjukkan, Virus Covid-19 Bisa Masuk ke Otak lewat Hidung

 

Ilustrasi virus corona (Covid-19)KOMPAS.com/NURWAHIDAH Ilustrasi virus corona (Covid-19)
Efek Covid-19 pada Kerusakan Otak

Hingga saat ini, ilmuwan masih terus meneliti bagaimana Covid-19 dapat merusak otak.

Satu hal yang jelas sejak awal pandemi, bahwa infeksi Covid-19 dapat menyebabkan pembekuan darah yang dapat menyebabkan stroke.

Beberapa pasien juga menderita kerusakan otak, ketika paru-paru mereka tidak dapat menyediakan oksigen yang cukup.

Untuk memahami mekanisme lain yang kurang jelas, para ilmuwan membutuhkan jaringan otak dari pasien terinfeksi Covid-19 yang telah meninggal.

“Namun, di awal pandemi, mereka tidak bisa mendapatkan jaringan itu,” kata Dr. Avindra Nath dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke.

Baca juga: Peneliti Sebut Kerusakan Otak Pasien Covid-19 Bukan karena Virus Corona

"Karena itu adalah organisme yang sangat menular, sehingga orang tidak melakukan otopsi di banyak tempat," imbuh Nath.

Menurutnya, hal tersebut terjadi karena tim peneliti kekurangan alat pelindung yang memungkinkan mereka mengeluarkan otak dengan aman.

Tapi kini berbeda, Nath yang ikut mempelajari jaringan otak dari pasien Covid-19 mengatakan, mereka telah melihat bukti luasnya peradangan dan kerusakan pada otak pasien Covid-19.

Temuan tersebut, juga telah mereka laporkan dalam The New England Journal of Medicine pada 30 Desember 2020 lalu.

Nath menyebut, bahwa tim peneliti kemungkinan juga telah menemukan penyebab kerusakan otak pada pasien Covid-19.

"Apa yang kami temukan adalah bahwa pembuluh darah yang sangat kecil di otak bocor," kata Nath.

"Dan itu tidak merata - Anda akan menemukan pembuluh darah kecil di sini dan pembuluh darah kecil di sana."

“Cedera itu mirip dengan serangkaian stroke kecil yang terjadi di banyak area berbeda di otak,” tutur Nath.

Penemuan tersebut tampaknya bisa menjelaskan mengapa pasien Covid-19 memiliki begitu banyak gejala terkait otak, termasuk beberapa yang terkait dengan area otak yang mengontrol fungsi seperti detak jantung, pernapasan, dan tekanan darah.

"Mereka mengeluh jantungnya berdebar kencang, ada juga yang mengeluh ketika mereka berdiri, mereka menjadi sangat pusing. Atau mereka bisa mengalami masalah buang air kecil," jelasnya.

Baca juga: Studi: Beberapa Pasien Covid-19 Alami Gejala Psikotik Ekstrem

Belum lagi laporan pasien Covid-19 yang merasa sangat lelah, yang mana ini juga bisa disebabkan oleh cedera otak.

Selain itu, peradangan dan kebocoran pembuluh darah yang terkait dengan semua gejala ini juga dapat membuat otak seseorang lebih rentan terhadap jenis kerusakan lain.

"Kami tahu bahwa itu penting dalam penyakit Alzheimer dan kami melihat mereka memainkan peran kunci di sini dalam Covid-19," kata Heather Snyder, wakil presiden operasi medis dan ilmiah di Alzheimer's Association.

"Dan apa artinya itu di kemudian hari, kita perlu menanyakan pertanyaan itu sekarang," ujarnya.

Untuk menemukan jawabannya, asosiasi dan peneliti lebih dari 30 negara telah membentuk konsorsium untuk mempelajari efek jangka panjang Covid-19 pada otak.

Upaya ini akan mendaftarkan orang-orang yang dirawat di rumah sakit atau yang sudah berpartisipasi dalam studi penelitian internasional Covid-19.

Para peneliti akan menilai perilaku pasien, ingatan mereka, fungsi mereka secara keseluruhan dalam interval enam bulan.

Temuan dari penelitian itu, kata Snyder akan membantu menjawab beberapa pertanyaan penting tentang apa yang terjadi pada pasien Covid-19 setelah terinfeksi.

Baca juga: 5 Tanda Covid-19 Sudah Menyebar ke Paru-paru, Termasuk Sesak Napas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com