Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Hitam Supermasif di Galaksi Ini Membuat Ilmuwan Bingung

Kompas.com - 02/01/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber Space

KOMPAS.com- Lubang hitam supermasif yang terus mengintai jantung beberapa galaksi terdeteksi para ilmuwan.

Sinyal keberadaan lubang hitam ini terus tertangkap radar astronom, namun seolah terus menghindar.

Lubang hitam supermasif di galaksi Bima Sakti sendiri memiliki massa 4 juta kali massa Matahari, contohnya M87 yang merupakan satu-satunya lubang hitam yang pernah dicitrakan secara langsung.

Lubang hitam tersebut menunjukkan skala pada 2,4 miliar massa matahari, dikutip dari Space, Sabtu (2/1/2021).

Galaksi besar di inti gugus Abell 2261, yang terletak sekitar 2,7 miliar tahun cahaya dari Bumi, seharusnya memiliki lubang hitam utama yang lebih besar.

Baca juga: Lubang Hitam Supermasif Paling Mengerikan Tiba-tiba Hilang, Kok Bisa?

 

Astronom memperkirakan monster pemakan cahaya itu bisa memiliki berat mencapai 3 miliar hingga 100 miliar massa Matahari. Namun, sejauh ini, objek eksotis tersebut telah menghindari deteksi.

Sepefrt saat para peneliti sebelumnya mencari sinar-X yang mengalir dari pusat galaksi, dengan menggunakan data yang dikumpulkan oleh Observatorium Sinar-X Chandra NASA pada 1999 dan 2004.

Sinar-X adalah tanda lubang hitam yang potensial. Saat material jatuh ke dalam mulut lubang hitam, maka ia akan berakselerasi dan menjadi sangat panas, sehingga memancarkan sinar-X berenergi tinggi.

Baca juga: Lubang Hitam Terdekat Bumi, Ilmuwan Menduga Kemungkinan 2 Bintang

 

Kendati demikian, perburuan tersebut tidak menghasilkan apa-apa.

Saat ini, sebuah studi baru telah melakukan pencarian sinar-X yang lebih dalam di galaksi yang sama dengan menggunakan pengamatan Chandra dari tahun 2018.

Upaya baru ini tidak hanya akan mencari pusat galaksi, kemungkinan juga dipertimbangkan bahwa lubang hitam terlempar ke pedalaman setelah peristiwa penggabungan galaksi monster.

Saat lubang hitam dan benda masif lainnya bertabrakan, maka mereka akan mengeluarkan emisi yang dikenal sebagai gelombang gravitasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com