KOMPAS.com- Awal tahun ini, sebuah objek diidentifikasi sebagai lubang hitam berada dekat Bumi. Namun, setelah dianalisis mereka menduga objek tersebut bukan lubang hitam.
HR 6819 yakni sebuah sistem yang berada sekitar 1.120 tahun cahaya, telah menjadi teka-teki selama beberapa waktu. Awalnya, objek tersebut dianggap sebagai bintang tunggal dari tipe spektrum Be.
Seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (20/10/2020), setelah menganalisis ulang data, HR 6819 sama sekali tidak menyertakan lubang hitam.
Justru sebaliknya, para ilmuwan menemukan kemungkinan hanya dua bintang dengan orbit biner yang sedikit tidak biasa, sehingga membuatnya sulit ditafsirkan.
Baca juga: Nobel Fisika 2020 Diraih 3 Ilmuwan Penemu Lubang Hitam
HR 6819 adalah bintang biru-putih yang berada di deret utama dengan spektrumnya yang mengandung garis emisi hidrogen yang kuat.
Objek ini ditafsirkan sebagai bukti cakram gas lingkungan yang dikeluarkan oleh bintang saat ia berputar dengan kecepatan ekuator sekitar 200 km per detik.
Para astronom pada tahun 1980-an telah memperhatikan bahwa objek tersebut tampaknya juga menunjukkan tanda cahaya dari bintang tipe B kedua dari bintang B3 III.
Temuan itu diperoleh tahun 2003 yang berarti bahwa HR 6819 bukan terdiri atas satu bintang, tetapi dua bintang.
Baca juga: Bagaimana Lubang Hitam Supermasif dapat Membunuh Galaksi Inangnya?
Lebih lanjut dalam analisis tersebut diungkapkan bahwa bintang B3 III, diperkirakan memiliki 6 massa matahari, dan memiliki orbit sekitar 40 hari.
Jika dua bintang memiliki massa biner yang sama, maka mereka seharusnya saling mengorbit di pusat gravitasi dan bukan satu bintang mengorbit pada lainnya.
Setelah para astronom melakukan perhitungan dengan cermat, mereka menyimpulkan bahwa bintang B3 III mungkin mengorbit pada objek ketiga lainnya, yang tidak dapat dilihat. Kemungkinan adalah lubang hitam.
Kendati demikian, astronom lain berpendapat, itu bukan satu-satunya kemungkinan yang bisa saja terjadi.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.