KOMPAS.com - Hari ini, Senin (21/12/2020), Titik Balik selatan Matahari - yang biasa disebut dengan winter solstice atau titik balik musim dingin akan terjadi.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyebutkan fenomena ini sebagai Solstis Desember.
Peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lapan, Andi Pangeran dalam edukasains Lapan menjelaskan bahwa Solstis Desember adalah posisi ketika Matahari berada paling Selatan terhadap ekuator langit jika diamati oleh pengamat di permukaan Bumi.
"Sedangkan, jika diamati dari sembarang titik di luar angkasa, belahan Bumi bagian selatan akan terlihat 'mendekat' ke arah Matahari," kata Andi.
Baca juga: Pertama Kalinya, Bintik Matahari Tertangkap Teleskop Setajam Ini
Solstis juga merupakan fenomena di mana gerak semu tahunan Matahari menjangkau kedudukan di atas Garis Balik Selatan (Tropic of Capricorn) atau garis lintang 23º 27' LS.
Oleh karena itu, kata Andi, pengamat yang berada di Garis Balik Selatan akan melihat Matahari tepat berada di atas kepala ketika tengah hari.
Solstis Desember
Andi menuturkan, fenomena solstis ini memiliki keunikan atau daya tarik tersendiri bagi para pengamatnya. Berikut 5 fakta menarik dari fenomena Solstis Desember.
1. Malam lebih panjang
Seperti diketahui, Solstis Desember merupakan posisi semu Matahari sepanjang tahun, termasuk kondisi terbit dan terbenamnya matahari.
Nah, pada Belahan Bumi bagian Utara (BBU), Solstis menyebabkan malam tampak lebih panjang daripada biasanya.
"Bagi pengamat yang berada di belahan Bumi bagian Utara, akan merasakan malam yang lebih panjang dibandingkan hari-hari lainnya. Bahkan, Matahari tidak pernah terbit di Kutub Utara ketika Solstis Desember," jelas Andi.
2. Siang lebih panjang
Tidak hanya berpengaruh terhadap keadaan malam yang dirasakan lebih panjang oleh masyarakat di Belahan Bumi Utara.
Bagi pengamat yang berada di Belahan Bumi bagian Selatan (BBS), akan merasakan siang yang lebih panjang dibandingkan hari-hari lainnya.
Bahkan, Matahari tidak pernah terbenam di Kutub Selatan ketika Solstis Desember terjadi.
Baca juga: Ledakan Suar Matahari Terbesar Mencapai Bumi, Apa Dampaknya?