Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Polusi Udara di Jakarta Menurun Selama Pandemi? Ini Faktanya

Kompas.com - 18/12/2020, 13:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

2. Indeks kualitas udara buruk 

Peneliti dari Divisi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL) Bella Nathania mengungkapkan, langit biru Jakarta terlihat hanya karena penerapan PSBB, tetapi indeks kualitas udara tetap terbilang buruk.

Artinya, kata Bella, kebijakan PSBB dilakukan semata-mata untuk membatasi aktivitas publik dan meminimalisasi penyebaran pandemi Covid-19, tetapi tidak dengan tujuan jangka panjang, yaitu memperbaiki kualitas udara yang sebenarnya juga dapat mengurangi jumlah kematian akibat virus corona.

Baca juga: Selain Sebabkan Kematian, Waspadai 4 Dampak Buruk Polusi Udara

3. Warga menggugat negara atas pencemaran udara

Di balik pandangan tentang pencemaran udara tahun ini yang telihat baik secara kasatmata, ternyata berbanding terbalik dalam hal data yang juga diungkapkan oleh LBH Jakarta.

Sejak tahun lalu, LBH Jakarta mendampingi proses Gugatan Warga Negara atas Pencemaran Udara Jakarta di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Ayu Eza Tiara sebagai salah satu tim advokasi yang mendampingi proses hukum 32 penggugat menyebutkan, sudah ada 88 alat bukti surat dan tiga saksi fakta yang dibawa ke muka persidangan.

Dalam persidangan, Ayu mengungkapkan, meski pihak penggugat sudah menghadirkan saksi fakta dari publik, ternyata kuasa hukum tergugat merespons dengan cukup defensif.

"Mereka malah mengatakan pengakuan dari saksi fakta dianggap sebagai penyakit yang sudah lama, bukan karena polusi udara. Lalu, harus berapa banyak lagi warga negara yang menderita pencemaran udara? Karena kenyataannya kondisi paru-paru setiap orang berbeda-beda," tegas Ayu.

"Tiga saksi fakta tersebut ada yang dari open-call (mengundang masyarakat umum yang menderita akibat pencemaran udara dan mau berpartisipasi) dan kita juga akan menghadirkan tiga saksi ahli," imbuhnya.

Baca juga: Polusi Udara Sebabkan 500.000 Bayi Meninggal, Begini Penjelasan Sains

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com