Untuk penelitian tersebut, tim Johns Hopkins menganalisis 12 bangkai burung hantu dari pusat pendidikan. Mereka membuat gambar 3 dimensi untuk pembuluh darah dan tulang burung hantu.
Menurut ringkasan penelitian, para ilmuwan juga menyuntikkan bangkai dengan pewarna dan plastik merah cair untuk mengawetkan arteri burung hantu sebelum dibedah.
Baca juga: 48 Juta Tahun Lalu, Burung Hantu Berburu pada Siang Hari
Tim menemukan burung hantu memiliki arteri cadangan, yang menawarkan pasokan nutrisi segar saat pembuluh darah tertutup ketika leher berputar cepat. Arteri mereka juga membengkak untuk mengumpulkan darah berlebih dalam proses tersebut.
Menurut Forsman, kemampuan burung hantu memutar kepala adalah sifat adaptif yang kuat, tetapi tidak unik.
Pasalnya, ada banyak burung yang memiliki kemampuan serupa untuk melihat ke belakang. Sebagai contoh ada elang ekor merah, yang hampir sefleksibel burung hantu.
“Ada banyak keuntungan untuk bisa melihat dari balik bahu. Misalnya untuk melihat jika ada sesuatu datang, menghindari predator, atau mendeteksi mangsa,” tutur Forsman.
Studi tentang memutar leher ini menjadi juara pertama dalam kategori Poster dari 2012 International Science & Engineering Visualization Challenge.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.