Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba-serbi Hewan: 5 Cara Lumba-lumba Berkomunikasi

Kompas.com - 13/11/2020, 07:02 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lumba-lumba merupakan hewan yang menakjubkan dan unik. Selain pintar dan bersahabat, lumba-lumba juga mampu berkomunikasi dengan berbagai macam cara.

Salah satu cara terbaik untuk memahami sahabat bawah laut kita mungkin dengan mengenali cara mereka berkomunikasi.

Dilansir Discovery Cove edisi 5 September 2018, setidaknya ada 5 cara yang biasa digunakan lumba-luma untuk berkomunikasi.

Baca juga: Serba Serbi Hewan: Kenapa Ngengat Tertarik pada Cahaya Lampu?

1. Sonar Biologis

Mirip kelelawar, lumba-lumba memiliki sonar biologis yang disebut ekolokasi.

Alat ini mampu mendeteksi berbagai hal yang ada di sekitar lingkungannya dengan memancarkan frekuensi suara bernada rendah atau tinggi. Hal ini seperti sensasi gema.

Lumba-lumba akan menghitung seberapa lama pantulan suara atau gema tersebut kembali.

Ekolasi lumba-lumba sangat akurat. Mereka bisa mendeteksi ukuran objek, arah perjalanan, kepadatan, serta posisi suatu objek ada di atas atau di bawah lumba-lumba.

Teknik ini penting bagi lumba-lumbasaat berada di bawah air. Pasalnya meski penglihatan terbatas saat di bawah air, mereka tetap dapat menemukan makanan dan bisa menghindari bahaya.

2. Bersiul

Lumba-lumba juga berkomunikasi dengan suara bersiul atau mirip peluit. Mereka memiliki nada vokal yang unik dan khas.

Perbedaan nada vokal saat berkomunikasi adalah hal yang penting bagi lumba-lumba untuk memahami lawan bicaranya.

3. Bahasa Tubuh

Selain berkomunikasi lewat ekolokasi dan siulan, lumba-lumba juga memiliki berbagai bahasa tubuh termasuk mengibaskan ekor dan sirip seperti memukul air, melompat keluar dari air, saling bertabrakan, dan sky hopping.

Sebagai contoh, memukur air dengan ekor dan sirip adalah sinyal lumba-lumba sedang memperingatkan spesiesnya bahwa ada bahaya di dekatnya. Namun terkadang hal ini bisa jadi sinyal positif, tergantung pada kekerasan dan pengulangan pukulan ke air.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com