Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Gempa Turki, Picu Tsunami Lokal dan Diikuti 100 Gempa Susulan

Kompas.com - 31/10/2020, 12:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Daryono menyebutkan bahwa hingga analisis data ini dikeluarkan, sudah terjadi lebih dari 100 aktivitas gempa susulan atau aftershock sejak terjadinya gempa utama (mainshock) dengan magnitudo terbesar M 5,1.

5. Memicu tsunami lokal

Akibat mekanisme patahan yang bergerak turun dan hiposenter gempa sangat dangkal yaitu sekitar 6 km, sangat wajar bila gempa ini memicu terjadinya tsunami.

Kejadian tsunami akibat gempa ini didokumentasikan dengan baik oleh banyak alat pengukur paang surut dan saksi mata di beberapa pulau di Yunani dan pantai di Turki.

Tsunami lokal itu tercatat di stasiun-stasiun tide gauge di Yunani, seperti di stasiun Syros ±8 cm, Kos ±7 cm, Plomari ±5 cm dan Kos Marina ±4 cm.

"Sayangnya pantai terdekat pusat gempa tidak ditemukan catatan tide gauge, padahal tsunami ini juga menimbulkan kerusakan ringan di beberapa wilayah pantai Yunani dan Turki," jelasnya.

Baca juga: 4 Fakta Gempa Alaska, Pernah Terjadi hingga Picu Peringatan Tsunami

Tsunami kecil ini terjadi dan melanda daratan akibat kondisi topografi lokal pantai yang landai di dekat garis pantai sehingga mendukung terjadinya genangan di daratan. 

Hal ini berkaitan dengan morfodinamika pantai dan amplitudo pasang surut.

6. Kawasan rawan

Dijelaskan Daryono, wilayah laut Aegean lokasi gempa terbaru ini, memang secara historisnya adalah kawasan rawan gempa dan tsunami.

Peristiwa tsunami terakhir adalah tsunami merusak di Bodrum, Turki akibat gempa berkekuatan 6,6 pada tahun 2017 lalu.

Sementara itu, sesar Sisam dekat Pulau Samos yang menjadi penyebab gempa ini “pecah” dekat Menderes Graben, wilayah dengan sejarah panjang gempa dengan sesar turun (normal fault).

Sejarah gempa mencatat, di sekitar Sesar Sisam ini sudah beberapa kali terjadi gempa kuat pada masa lalu, seperti gempa tahun 1904 berkekuatan 6,2 dan gempa pada tahun 1992 berkekuatan 6,0.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com