Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Cahaya Picu Nyamuk Aedes Aegypti Aktif di Malam Hari

Kompas.com - 25/10/2020, 09:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Selain itu juga temuan dapat menghasilkan lebih banyak rekomendasi penggunaan kelambu. Biasanya kelambu digunakan pada malam hari untuk menangkal gigitan dari genus nyamuk yang berbeda, Anopheles.

Berhubung Aedes Aegypti terbukti distimulasi cahaya buatan, kelambu dapat digunakan pula untuk menghalau nyamuk tersebut.

"Dampak dari penelitian ini bisa sangat besar dan mungkin telah diabaikan. Ahli epidemiologi mungkin bisa mempertimbangkan polusi cahaya saat memprediksi tingkat infeksi," tambah Duffield.

Lebih lanjut, ia berencana untuk bereksperimen dengan variabel tambahan cahaya buatan untuk mempelajari lebih lanjut perilaku Aedes Aegypti. Variabel ini termasuk durasi cahaya, intensitas, warna cahaya, serta waktu menggigit.

Tim juga tertarik dengan jalur genetik molekuler yang mungkin terlibat dengan aktivitas menggigit, setelah memperhatikan bahwa tidak semua nyamuk dalam populasi yang diteliti ternyata tertarik untuk menggigit di malam hari bahkan dengan adanya cahaya buatan.

"Jadi kami pikir ada komponen genetik pada Aedes Aegypti ," kata Duffield.

Baca juga: Mengapa Nyamuk Tertarik pada Darah Manusia? Ilmuwan Jelaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com