Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polusi Udara Rumah Tangga Penyebab Kematian Dini pada Bayi, Kok Bisa?

Kompas.com - 22/10/2020, 13:33 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Menurut laporan ini, meski terjadi penurunan sebesar 11 persen selama dekade terakhir, 49 persen populasi dunia yaitu sekitar 3,8 miliar orang dipastikan masih terpapar polusi udara rumah tangga akibat memasak pada tahun 2019. 

Kebanyakan dari mereka adalah penduduk yang tinggal di 17 negara. Paparan udara kotor tersebut terkait erat dengan tingkat perkembangan sosio demografi dan ekonomi negara.

“Meskipun telah terjadi penurunan secara perlahan dan stabil dalam ketergantungan rumah tangga pada bahan bakar berkualitas rendah, polusi udara dari bahan bakar ini terus menjadi faktor kunci dalam kematian bayi usia muda ini,” ujarnya.

Kebijakan berkelanjutan terkait polusi udara

Meskipun kebijakan berkelanjutan di beberapa negara telah menghasilkan perbaikan kualitas udara yang sederhana.

Baca juga: Perawatan Saluran Cerna, Kunci Cegah Kematian Bayi Prematur

 

Namun, laporan ini juga membeberkan bahwa hanya ada sedikit, bahkan tidak ada kemajuan berkelanjutan di beberapa negara-negara paling berpolusi di kawasan Asia Selatan dan Afrika. 

Laporan ini juga menggarisbawahi, bahwa di saat China kini sedang membuat kemajuan dalam mengurangi polusi udara, negara-negara di Asia Selatan termasuk Nepal, Pakistan, Bangladesh, dan India malah terus mengalami tingkat polusi udara ambien yang sangat tinggi.

Di sisi lain, analisis ini juga mengungkap bahwa China dan India bersama-sama bertanggung jawab atas lebih dari setengah total kematian global. 

Sepanjang 2019, terhitung 2,3 juta kematian terjadi akibat polusi udara.

Laporan SoGA 2020 juga menyoroti tantangan untuk menyelesaikan masalah yang ditimbulkan oleh paparan polusi udara di rumah tangga dari penggunaan bahan bakar padat yang tidak hanya berdampak pada kesehatan bayi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com