Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Artefak Pulau Alor Ungkap Manusia Beradaptasi dengan Perubahan Iklim

Kompas.com - 03/10/2020, 18:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com- Sebuah studi menyebut jika manusia awal mampu beradaptasi dengan perubahan iklim dengan cepat saat menuju ke Australia puluhan ribu tahun yang lalu.

Kesimpulan itu merupakan hasil analisis dari kerang, tulang, ikan, serta kail yang ditemukan di pulau Alor.

Seperti dikutip dari Phys, Sabtu (3/10/2020) para peneliti dari The Australian National University (ANU) menggali sebuah situs bernama gua Makpan di pantai barat daya Pulau Alor.

Usai melakukan analisis, Dr. Shimona Kealy dari peneliti ANU, menyebut kalau artefak yang ditemukan di Makpan menunjukkan betapa inventif dan adapatif orang-orang yang tinggal di sana.

Baca juga: Hadapi Perubahan Iklim, Bunga di Seluruh Dunia Alami Perubahan Warna

 

Selain itu, temuan peneliti juga menegaskan posisi Alor sebagai batu loncatan antara pulau-pulau besar di Flores dan Timor.

"Ini memberikan wawasan lebih jauh mengenai pergerakan antar pulau pada manusia modern dan menunjukkan betapa tanggapnya mereka terhadap tantangan seperti perubahan iklim," ungkap Kealy.

Menurutnya, begitu orang mulai berpindah ke pulau, mereka melakukan mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap rumah baru mereka.

Gua Makpan mengalami serangkaian pasang surut permukaan laut besar-besaran selama 43.000 tahun pendudukan manusia, sebagian besar karena puncak Zaman Es terakhir.

Pantai Batu Putih di Pulau Alor.KOMPAS/SARIE FEBRIANE Pantai Batu Putih di Pulau Alor.

"Ketika orang pertama kali tiba di Makpan, jumlah mereka sedikit. Saat itu gua dekat dengan pantai. Kala itu komunitas awal tersebut hidup dengan makan kerang, teritip, dan bulu babi," papar Kealy.

Tak heran jika situs gua Makpan menyimpan bukti signifikan mengenai penangkapan ikan. Tidak hanya tulang berbagai spesies ikan dan hiu, tetapi juga kail ikan dengan berbagai bentuk dan ukuran.

Namun tak lama setelah kedatangan mereka yang pertama, permukaan laut mulai turun. Hal tersebut membuat jarak antara gua Makpan ke pantai menjadi semakin jauh.

Kemungkinan besar itu mendorong orang untuk memperluas pola makan mereka dengan memasukan berbagai buah dan sayuran dalam menu mereka.

Baca juga: Fosil Cangkang Foram Ungkap Perubahan Iklim Bumi dan Pemanasan Global

 

Saat Zaman Es terakhir mulai berakhir sekitar 14.000 tahun yang lalu, jarak Makpan dengan pantai pun mencapai 1 km.

Situs Makpan kemudian ditinggalkan sekitar 7.000 tahun yang lalu. Belum diketahui dengan jelas mengapa situs tersebut akhirnya ditinggalkan.

Namun dalam studi yang dipublikasikan dalam jurnal Quaternary Science Reviews, Kealy menyebut kenaikan permukaan laut terakhir, akibat perubahan iklim, mungkin membuat daerah lain di sekitar pulau Alor menjadi lokasi permukiman yang lebih menarik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com