Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Kian Ancam Pinus King Billy di Australia, Ini Sebabnya

Kompas.com - 04/03/2020, 17:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Perubahan iklim semakin memberi ancaman serius bagi Bumi, khususnya pada keberadaan pepohonan pinus King Billy di hutan hujan purba di Tasmania, Australia.

Menurut sebuah studi terbaru di Portland State University, hutan hujan di Tasmania menghadapi masa depan yang suram karena iklim yang memanas.

Seperti dilansir dari Phys.org, Rabu (4/3/2020), studi ini memberikan pelajaran tidak hanya bagi Australia, yakni dengan kebakaran hutan yang terjadi di benua ini pada beberapa bulan lalu.

Akan tetapi, bagi wilayah-wilayah lain di seluruh dunia, kondisi kekeringan dan peningkatan risiko kebakaran hutan juga berpotensi terjadi.

Baca juga: Kebakaran Australia: Ini Misi Penyelamatan Pohon Pinus Dinosaurus

Penulis utama makalah ini, Andrés Holz mempelajari penurunan populasi pohon pinus King Billy (Athrotaxis selaginoides).

Profesor geografi di PSU's College of Liberal Arts and Sciences ini menjelaskan spesies konifer asli Tasmania itu berasal dari benua Australia, ketika benua ini menjadi bagian dari super benua Gondwana.

Spesien pohon paleoendemik ini menduduki jejak besar dari UNESCO World Heritage Area di Tasmania. Tumbuhan ini bahkan dianggap sebagai spesies yang sangat rentan oleh World Conservation Union.

Baca juga: Perubahan Iklim Picu Kenaikan Suhu, Ini Dampak pada Tanaman Pertanian

Studi ini menemukan, semakin sering kebakaran terjadi karena adanya tren kekeringan dan pemanasan regional. Bahkan, sejak kedatangan orang Eropa untuk pertama kalinya di Tasmania.

Potensi kebakaran lain baru-baru ini juga disebabkan oleh peningkatan intensitas petir. Kendati demikian, dia mempertanyakan sampaikan hal itu dapat bertahan. Bisa jadi, lanjut Holz, generasi ini dapat menjadi saksi kepunahan dari spesies tanaman kuno ini.

Kunci untuk memahami penurunan populasi pohon pinus King Billy yang cepat dapat dilakukan dengan beberapa hal.

Baca juga: Hutan Hujan Amazon Akan Hadapi Titik Kritis, Ini Prediksi Ilmuwan

Di antaranya dengan mengurangi hubungan kompleks antara bentang alam, gangguan kebakaran, penggunaan api oleh manusia, variabilitas iklim dan perubahan iklim antropogenik.

Studi ini menemunkan fakta lain, sebelum 1800 masehi, di bawah pengelolaan tanah adat, pohon-pohon pinus ini dapat tumbuh kembali secara terus-menerus. Namun, sejak kolonisasi Eropa, perlahan menurunkan populasi.

Periode ini bertepatan dengan periode iklim yang lebih rawan kebakaran dan kondisi cuaca.

"Kebakaran terjadi bersamaan dengan periode kering dan hangat dan periode itu semakin sering terjadi hingga sekarang," kata Holz.

Sementara itu, kata Holz, pohon-pohon pinus Billy King membutuhkan kondisi basah dan dingin untuk berkembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com