Kabar baiknya adalah, vitamin D dibuat dalam tubuh kita saat tubuh kita terpapar sinar matahari.
Orang dengan warna kulit lebih gelap perlu menghabiskan waktu lebih lama di bawah sinar matahari, dibandingkan orang dengan kulit pucat untuk mendapatkan tingkat vitamin D yang cukup.
Dalam studi terpisah, Horlick dan tim menemukan bahwa kecukupan vitamin D dapat mengurangi risiko tertular Covid-19 hingga 54 persen. Ia percaya, bahwa vitamin D memang memberi perlindungan terhadap penyakit saluran pernapasan bagian atas lainnya seperti influenza.
“Ada kekhawatiran besar bahwa kombinasi infeksi influenza dan infeksi virus corona secara substansial, dapat meningkatkan risiko rawat inap dan kematian akibat komplikasi dari infeksi virus ini,” kata Horlick.
Apalagi, penelitian terbaru menemukan bahwa risiko kematian meningkat lebih dari dua kali lipat pada pasien Covid-19 yang juga menderita flu (influenza), sehingga perlindungan dari vitamin D terhadap kedua penyakit tersebut dapat sangat membantu dalam beberapa bulan mendatang.
Vitamin D juga dapat ditemukan dalam makanan termasuk ikan berminyak (salmon, tengiri, sarden), daging merah dan telur, serta tersedia secara luas dalam bentuk suplemen.
Baca juga: Banyak Orang Indonesia Kekurangan Vitamin D, Kenali Faktor Risikonya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.