Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Kontak dengan Manusia, Hewan Liar Tak Lagi Takut Predator

Kompas.com - 23/09/2020, 19:31 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com- Kebanyakan hewan liar biasanya akan menunjukkan serangkaian perilaku untuk menghindari predator.

Perilaku itu ditunjukkan dengan cara waspada, diam tak bergerak, dan melarikan diri.

Namun perilaku alami itu ternyata mulai menurun setelah hewan melakukan kontak dengan manusia yang terjadi melalui penangkaran, domestikasi, atau urbanisasi.

Hasil tersebut, seperti dikutip dari Phys, Rabu (23/9/2020) merupakan temuan penelitian yang dipimpin oleh Benjamin Geffroy dari Institute of Marine Biodiversity, Exploitation and Conservation (MARBEC) yang diterbitkan di jurnal PLOS Biology.

Baca juga: Dulunya Hewan Liar, Asal-usul Kuda Jinak Terungkap Lewat Uji Genetik

 

Tim peneliti internasional menganalisis hasil dari 173 studi pratinjau yang menyelidiki sifat antipredator (perilaku dan fisiologis) pada 102 spesies mamalia, burung, reptil, ikan, dan moluska dan mempertimbangkan posisi mereka dalam rantai makanan.

Para peneliti menemukan bahwa kontak dengan manusia menyebabkan hilangnya sifat antipredator dengan cepat dan kemudian secara bertahap berkurang dari generasi ke generasi yang berhubungan dengan manusia.

Tak butuh waktu lama, hewan liar menunjukkan perubahan tersebut hanya butuh waktu kurang dari satu generasi setelah kontak dengan manusia.

Anjing liar Afrika (Lycaon pictus pictus) adalah spesies anjing predator yang memiliki keunikan anatomi tubuh yang membantunya bertahan hidup. Kekuatan stamina menjadikannya sebagai predator yang berbeda dari saingannya sperti singa dan hyena.WIKIMEDIA COMMONS/Charles J Sharp Anjing liar Afrika (Lycaon pictus pictus) adalah spesies anjing predator yang memiliki keunikan anatomi tubuh yang membantunya bertahan hidup. Kekuatan stamina menjadikannya sebagai predator yang berbeda dari saingannya sperti singa dan hyena.

 

Perilaku kemudian dapat disertai dengan perubahan genetik jika kontak berlanjut selama beberapa generasi.

Lebih lanjut, peneliti juga menemukan bahwa domestikasi mengubah respon antipredator hewan tiga kali lebih cepat daripada urbanisasi. Sementara penangkaran menghasilkan perubahan paling lambat.

Selain itu, perubahan perilaku pada herbivora juga terjadi lebih cepat dibandingkan karnivora.

Perubahan perilaku juga terjadi lebih cepat pada hewan penyendiri daripada yang berkelompok.

Baca juga: UN Peringatkan Risiko Meningkatnya Wabah Penyakit dari Hewan Liar

 

Peneliti berpendapat jika proses tersebut terjadi lantaran berkurangnya tekanan dari seleksi alam akibat hidup di lingkungan yang lebih aman.

Hilangnya perilaku antipredator ini pun dapat menyebabkan masalah ketika spesies sewaktu-waktu menghadapi predator.

Kecil kemungkinan bagi mereka untuk bertahan hidup karena tak dapat melindungi diri dari predator.

Penting untuk memahami bagaimana hewan liar menanggapi kontak dengan manusia memiliki implikasi penting untuk konservasi, perencanaan kota, program penangkaran, dan pengelolaan ternak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com