Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Halo Prof! Apakah Mengecilkan Amandel Harus dengan Operasi?

Kompas.com - 23/09/2020, 18:03 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

Halo Prof

Konsultasi kesehatan tanpa antre dokter

Temukan jawaban pertanyaanmu di Kompas.com

OSA merupakan kondisi medis yang serius, ditandai dengan episode obstruksi saluran napas atas obstruksi selama tidur. Hal ini menyebabkan berkurangnya asupan oksigen secara periodik.

Beberapa ahli memperkirakan kelainan ini secara epidemiologi merupakan kelainan yang umum terjadi, namun sering tidak terdiagnosis. Mengingat dampak yang ditimbulkan, maka tonsilitis kronis hipertrofi yang disertai dengan apnea tidur harus segera ditindaklanjuti dengan pendekatan operatif.

Secara umum, terapi tonsilitis kronis dapat dibagi menjadi konservatif dan operatif. Terapi konservatif dilakukan untuk mengeliminasi penyebab yaitu infeksi, dan mengatasi keluhan yang mengganggu.

Apabila tonsil membesar (menjadi hipertrofi) dan menyebabkan sumbatan jalan napas, disfagia berat (kesulitan makan), gangguan tidur, terbentuknya abses, atau tidak berhasil dengan pengobatan konvensional, maka perlu dilakukan operasi tonsilektomi.

Pada kasus yang tidak tertangani dengan baik, tonsilitis kronis hipertrofi secara keseluruhan akan mempengaruhi kualitas hidup anak, baik secara fisik maupun psikis.

Kualitas anak dalam prestasi belajar akan terganggu. Hal ini diperkuat oleh penelitian Farokah dkk (2007) yang membuktikan terdapat perbedaan yang bermakna antara prestasi belajar siswa yang menderita tonsilitis kronis dan yang tidak. Dampak lainnya adalah meningkatnya permasalahan psikologi yang mencakup gangguan emosional, gangguan perilaku, dan gangguan otak atau neurokognitif.

Baca juga: Halo Prof! Berapa Lama Obat GERD Harus Diminum agar Sembuh Total?

Mengingat angka kejadian yang tinggi dan dampak yang ditimbulkan memengaruhi kualitas hidup anak, maka pengetahuan yang memadai mengenai tonsilitis kronis diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan terapi yang tepat juga rasional.

Bagaimana dengan kasus yang dialami anak Bapak? Dengan ukuran yang besar berdasarkan pemeriksaan (T3, yang normal adalah T1), maka masalah amandel anak Bapak dapat dikategorikan sebagai tonsil hipertrofi (besar) tetapi tidak dalam kategori tonsilis kronik karena jarang mengalami keluhan radang.

Mengenai perlu atau tidaknya dilakukan tindakan operasi, coba perhatikan lebih seksama apakah terdapat gangguan tidur seperti tidur mendengkur (snoring) atau anak sering terbangun tiba-tiba ketika tidur? Apabila iya, hal ini menjadi syarat untuk dilakukannya operasi pengangkatan amandel.

Mengenai apakah terdapat efek penurunan kekebalan pascaoperasi? Tentu harus dievaluasi oleh dokter spesialis THT mengenai plus minus tindakan bedah (tergantung indikasi atau kondisi sebelumnya).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak ada penurunan kekebalan yang bermakna setelah operasi, justru dengan indikasi yang kuat untuk dilakukan tindakan pengangkatan amandel, maka dapat meningkatkan kualitas hidup si penderita.

Bapak dapat berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis THT, bedah kepala, dan leher untuk informasi dan penanganan lebih lanjut.

dr. Zainal Adhim, Sp.THT-KL, Ph.D

Dokter Spesialis THT (Telinga, Hidung & Tenggorokan), Kepala & Leher

RS Pondok Indah – Pondok Indah

Punya pertanyaan terkait kesehatan dan sains yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com