Nebula ini bisa terjadi umumnya pada saat tahap setelah kematian bintang, dan menjadi tempat kelahiran bintang baru.
Namun, ternyata hal ini berbeda dengan penyebab Nebula Amerika Utara (NGC 7000) yang diambil pada panjang gelombang H-alpha, O III dan S II di Balai Pengelola Observatorium Nasional, Kupang.
Gambar yang tertangkap layar oleh M Rayhan dari Planetarium dan Observatorium Jakarta, bersama MD Danariantor dari BPON Lapan, merupakan komposit citra observasi selama 4 jam 40 menit.
Baca juga: Teleskop Hubble Tangkap Penampakan Nebula Misterius
Pada fenomena Nebula Amerika Utara (NGC 7000) di Kupang ini, menurut Emanuel, bukanlah disebabkan adanya ledakan supernova maupun sisa-sisa bintang mati.
"Bukan, kebetulan nebula ini disebut sebagai nebula emisi. Kebetulan di daerah tersebut banyak awan hidrogen, dan mengalami proses pemanasan oleh bintang di dalamnya," jelasnya.
Gas hidrogen ini terionisasi oleh radiasi bintang ganda muda yang sangat panas, sehingga menyebabkan gas dan debu yang tersusun tersebut berwarna-warni layaknya penampakan awan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan