Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terkuak, Pluto Ternyata Punya Kemiripan dengan 5 Bulan Terbesar Uranus

Kompas.com - 16/09/2020, 12:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Secara tidak sengaja astronom menemukan kemiripan Pluto dengan lima Bulan terbesar Uranus.

Seperti diketahui, Uranus adalah planet yang berjarak sangat jauh dari Bumi, wilayahnya lebih gelap dari jangkauan planet yang ada di Tata Surya ini.

Planet yang sangat jauh dari jangkauan cahaya Matahari ini menjadi objek pengamatan menarik bagi para astronom.

Saat mempelajari bulan-bulan Uranus, seperti dilansir dari Science Alert, Selasa (15/9/2020), para astronom membuat penemuan yang tidak disengaja.

Berdasarkan pencitraan dari gambar inframerah dari lima bulan terbesar Uranus, terungkap komposisinya memiliki kesamaan dengan planet kerdil, Pluto.

Baca juga: Gambar Thermal Ungkap Wujud Cincin Planet Uranus yang Tak Kasat Mata

 

Tak hanya Pluto, ada juga kemiripan dengan benda padat dan dengan kerak berbatu es yang disebut Haumea.

Untuk diketahui, Uranus mengorbit Matahari pada rata-rata jarak sekitar 20 kali jarak Bumi. Oleh sebab itu, eksplorasi langsung ke planet ini menggunakan pesawat ruang angkasa masih belum bisa dijangkau.

Hanya wahana antarika Voyager 2 milik NASA yang pernah bertemu Uranus pada tahun 1986 dalam perjalanannya ke tepi Tata Surya dan sekitarnya.

Peneliti mengungkapkan studi untuk mempelajari planet dan satelitnya masih mengandalkan teleskop yang lebih dekat dari Bumi, dan di sekitar orbit Bumi.

Baca juga: Selidiki Air di Planet Uranus dan Neptunus, Ilmuwan Pakai Cara Ini

 

"Bulan-bulan terbesar Uranus tersebut, sekitar 500 dan 7.400 kali lebih redup. Berada pada jarak yang sangat kecil dari Uranus," kata astronom Gabor Marton dari Konkoly Observatory di Hongaria.

Marton menambahkan bulan paling terang hanya Titania dan Oberon yang sedikit lebih menonjol dari cahaya di sekitarnya.

Terdeteksi dari teleskop ESA

Penemuan kemiripan Pluto dengan lima bulan utama Uranus ini, awalnya secara tidak sengaja terdeteksi oleh pengamatan dari teleskop dari Herschel Space Observatory milik Badan Antariksa Eropa (ESA).

Observasi ini beroperasi antara 2009 dan 2013 untuk mempelajari galaksi dengan radiasi infra merah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com