Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sindrom MIS-C Berisiko Sebabkan Kerusakan Jantung Akibat Covid-19 pada Anak

Kompas.com - 06/09/2020, 16:36 WIB
Dinda Zavira Oktavia ,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sindrom pascacovid-19 dapat membuat peradangan hebat yang menyebabkan pelebaran pembuluh darah jantung. Kondisi tersebut dapat merusak jantung anak.

Dilansir Science Daily, Jumat (4/9/2020), sindrom peradangan multisistem pada anak-anak (MIS-C), yang terkait dengan infeksi Covid-19, dapat merusak jantung.

Akibatnya, beberapa anak dengan penyakit ini memerlukan pemantauan dan intervensi seumur hidup.

Tim meninjau 662 kasus MIS-C yang dilaporkan di seluruh dunia antara 1 Januari dan 25 Juli, berikut hasil yang ditemukan.

  • 71 persen anak dirawat di unit perawatan intensif (ICU).
  • 60 persen mengalami shock. Rata-rata lama rawat di rumah sakit adalah 7,9 hari.
  • 100 persen mengalami demam, 73,7 persen menderita sakit perut atau diare, dan 68,3 persen mengalami muntah.
  • 90 persen melakukan tes ekokardiogram (EKG) dan 54 persen hasilnya abnormal.
  • 22,2 persen dari anak-anak membutuhkan ventilasi mekanis.
  • 4.4 persen membutuhkan oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO).
  • 11 anak meninggal.

Baca juga: Pedoman Baru WHO soal Covid-19, Anak Usia 12 Tahun Wajib Pakai Masker

 

“Ini adalah penyakit masa kanak-kanak baru yang diyakini terkait dengan SARS-CoV-2,” kata Dr. Alvaro Moreira, MD, MSc, dari University of Texas Health Science Center di San Antonio.

Menurut Dr Moreira kondisi tersebut dapat mematikan, karena memengaruhi banyak sistem organ, baik jantung dan paru-paru, sistem pencernaan maupun sistem neurologis.

"Ia (MIS-C) memiliki begitu banyak wajah berbeda yang pada awalnya menantang para dokter untuk memahaminya," imbuhnya.

Sebagian besar dari 662 anak mengalami komplikasi jantung seperti yang ditunjukkan oleh penanda seperti troponin, yakni alat yang digunakan pada orang dewasa untuk mendiagnosis serangan jantung dengan sangat akurat.

Baca juga: Studi Ungkap Cara Virus Corona Langsung Infeksi Sel Jantung Pasien Covid-19

 

"Hampir 90 persen anak, menjalani ekokardiogram karena mereka memiliki manifestasi penyakit jantung yang signifikan," kata Dr. Moreira.

Kerusakan yang terjadi akibat komplikasi tersebut, di antaranya sebagai berikut.

  • Pelebaran pembuluh darah koroner, fenomena yang juga terlihat pada penyakit Kawasaki.
  • Fraksi ejeksi tertekan, menunjukkan berkurangnya kemampuan jantung untuk memompa darah beroksigen ke jaringan tubuh.
  • Hampir 10 persen anak-anak menderita aneurisma pembuluh koroner, yakni peregangan atau pembengkakan pembuluh darah yang terlokalisasi yang dapat diukur dengan USG jantung.

Berisiko pada infeksi tanpa gejala

Dr Moreira yang juga seorang neonatologist, dan asisten profesor pediatri Joe R. dan Teresa Lozano Long School of Medicine di universitas tersebut menambahkan dalam studi kasus juga menunjukkan MIS-C dapat menyerang anak-anak yang tampaknya sehat, tanpa peringatan tiga atau empat minggu setelah infeksi tanpa gejala.

Ilustrasi dokter memeriksa kesehatan jantung anak. Covid-19 bisa menyebabkan kerusakan jantung pada anak dengan sindrom peradangan multisistem (MIS-C).SHUTTERSTOCK/New Africa Ilustrasi dokter memeriksa kesehatan jantung anak. Covid-19 bisa menyebabkan kerusakan jantung pada anak dengan sindrom peradangan multisistem (MIS-C).

"Menurut literatur, anak-anak tidak perlu menunjukkan gejala klasik pernapasan atas Covid-19 untuk mengembangkan MIS-C, yang menakutkan," kata Dr. Moreira.

Lebih lanjut dia menyebutkan, Covid-19 pada anak mungkin tidak memiliki gejala, tidak ada yang tahu bahwa mereka mengidap penyakit itu. Namun, beberapa minggu kemudian, anak-anak mungkin mengembangkan peradangan yang berlebihan di dalam tubuh.

Jumlah peradangan pada MIS-C melampaui dua kondisi pediatrik serupa, yakni pada penyakit Kawasaki dan sindrom syok toksik.

"Beruntungnya adalah merawat pasien ini dengan terapi yang biasa digunakan untuk Kawasaki imunoglobulin dan glukokortikosteroid, telah efektif," kata Dr. Moreira.

Baca juga: Pedoman Baru WHO soal Covid-19, Anak Usia 12 Tahun Wajib Pakai Masker

 

Anak-anak dengan aneurisma paling berisiko mengalami kejadian di masa depan. Pasalnya, anak-anak tersebut akan memerlukan observasi.

Selain itu, mereka juga memerlukan tindak lanjut yang signifikan dengan beberapa ultrasound untuk melihat apakah ini akan sembuh atau apakah ini adalah sesuatu yang akan mereka miliki selama sisa hidup mereka.

"Dan itu bencana bagi orang tua yang sebelumnya memiliki anak yang sehat dan kemudian dia termasuk dalam persentase yang sangat kecil dari individu yang mengembangkan MIS-C setelah infeksi Covid-19," jelas Dr Moreira.

Temuan lain dari studi kasus bahwa hampir setengah dari pasien yang menderita MIS-C memiliki kondisi medis yang mendasari, dan dari mereka, setengah dari individu tersebut mengalami obesitas atau kelebihan berat badan.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Pasien Jantung Koroner Masih Boleh Operasi

 

"Secara umum, baik pada orang dewasa maupun anak-anak, kami melihat bahwa pasien yang mengalami obesitas akan mendapatkan hasil yang lebih buruk," kata Dr. Moreira.

Jika dibandingkan dengan infeksi Covid-19 awal, penanda inflamasi pada MIS-C jauh lebih abnormal.

Misalnya, troponin, penanda yang digunakan pada orang dewasa untuk mendiagnosis serangan jantung, adalah 50 kali lipat dari tingkat normalnya pada anak-anak dengan MIS-C.

“Bukti menunjukkan bahwa Covid-19 pada anak dengan MIS-C memiliki peradangan yang sangat parah dan potensi cedera jaringan pada jantung, dan kami perlu mengikuti anak-anak ini secara dekat untuk memahami implikasi (kerusakan jantung) apa yang mungkin mereka miliki dalam jangka panjang,” kata Dr. Moreira.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com