Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu dengan Waktu, Ini 7 Tahapan Pengembangan Vaksin Covid-19

Kompas.com - 02/09/2020, 12:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Pembuatan vaksin biasanya membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mencapai uji klinik.

Namun di tengah pandemi Covid-19 ini, para ilmuwan di seluruh negara berlomba menghasilkan vaksin virus corona yang aman dan efektif. Targetnya, tahun depan vaksin itu sudah tersedia.

Dilansir New York Times, Senin (31/8/2020), sejauh ini ada 36 kandidat vaksin dalam uji klinis pada manusia dan ada sekitar 90 kandidat vaksin yang memasuki uji praklinis atau diberikan pada hewan.

Perburuan vaksin sudah dimulai sejak Januari dengan penguraian genom SARS-CoV-2.

Baca juga: Potensi Kelemahan Vaksin Covid-19 yang Dikembangkan China dan Rusia

Kemudian, uji coba keamanan vaksin pertama pada manusia adalah bulan Maret.

Di sisi lain, beberapa percobaan vaksin gagal dan yang lainnya mungkin berakhir tanpa hasil yang jelas.

Namun, beberapa kandidat vaksin mungkin berhasil merangsang sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan antibodi yang efektif melawan virus.

Proses pengujian vaksin

Untuk mendapatkan vaksin Covid-19, ada beberapa tahapan yang harus dilalui hingga disetujui aman digunakan dan dapat diberikan ke manusia secara luas.

Siklus pengembangan vaksin dimulai dari laboratorium hingga uji klinik. Berikut tahapannya:

1. Pengujian praklinis

Para ilmuwan menguji vaksin baru pada sel dan kemudian memberikannya ke hewan seperti tikus atau monyet untuk melihat apakah vaksin tersebut dapat menghasilkan respons imun.

Sejauh ini, ada 89 vaksin praklinis dalam perkembangan aktif.

2. Fase 1 - uji keselamatan

Para ilmuwan memberikan vaksin ke manusia dalam skala kecil untuk menguji keamanan dan dosis, serta untuk memastikan bahwa vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan.

Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19Shutterstock Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19

3. Fase 2 - percobaan diperluas

Ilmuwan memberikan vaksin ke ratusan orang yang dibagi menjadi beberapa kelompok seperti anak-anak dan orangtua untuk melihat bagaimana cara kerja vaksin, apakah sama atau berbeda.

Uji coba ini untuk menguji keamanan dan kemampuan vaksin dalam merangsang sistem kekebalan tubuh.

4. Fase gabungan

Salah satu cara mempercepat pengembangan vaksin adalah dengan menggabungkan tahapan atau fase uji.

Beberapa vaksin Covid-19 saat ini dalam uji coba Fase 1/2 (penggabungan fase 1 dan 2).

Dalam hal ini, ilmuwan langsung menguji ke ratusan orang.

5. Fase 3 - uji efisiensi

Ilmuwan memberikan vaksin kepada ribuan orang. Biasanya kelompok relawan dibagi menjadi dua, yakni kelompok penerima vaksin dan kelompok plasebo.

Uji coba ini dapat menentukan apakah vaksin benar melindungi tubuh dari virus corona atau tidak.

Pada Juni lalu, Food and Drug Administration (FDA) AS mengatakan bahwa vaksin virus corona harus melindungi setidaknya 50 persen orang yang divaksinasi untuk dianggap efektif.

Ilustrasi vaksin coronaSHUTTERSTOCK/Orpheus FX Ilustrasi vaksin corona

Selain itu, uji coba fase 3 dapat mengungkap efek samping yang relatif jarang ditemukan atau mungkin terlewat dalam penelitian sebelumnya.

Dilansir SehatQ, plasebo adalah jenis obat kosong yang tidak mengandung zat aktif dan tidak dapat memberikan efek apa pun terhadap kesehatan. Plasebo bisa berbentuk pil, suntikan, atau beberapa jenis lain dari pengobatan “palsu”.

Dalam bidang kesehatan, plasebo biasanya digunakan oleh para ilmuwan selama penelitian untuk membantu memahami efek obat baru serta membandingkan efektivitas suatu pengobatan tertentu.

Baca juga: Asam Amino Unik di Virus Corona Indonesia, Apa Memengaruhi Vaksin?

6. Persetujuan dini atau terbatas

China dan Rusia telah mendapat persetujuan vaksin tanpa menunggu hasil uji coba Fase 3.

Kendati sudah mengantongi persetujuan terbatas, para ilmuwan berpendapat proses yang terburu-buru berisiko serius.

7. Persetujuan

Regulator di setiap negara meninjau hasil uji coba dan memutuskan apakan akan menyetujui vaksin atau tidak.

Selama pandemi, vaksin dapat menerima otorisasi penggunaan darurat sebelum mendapat persetujuan resmi.

Setelah vaksin dilisensi, peneliti akan terus memantau orang yang telah menerima vaksin sebelumnya untuk memastikan keamanan dan keefetifannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com