Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Kata "Anjay", Secara Sosial Budaya Tidak Selalu Berarti Umpatan

Kompas.com - 01/09/2020, 19:03 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Kata "anjay" yang biasa diucapkan dalam pergaulan anak muda belakangan menjadi polemik dan viral di masyarakat.

Bahkan, Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) mengeluarkan seruan penghentian penggunaan kata "anjay" secara resmi pada Sabtu (29/8/2020) lalu.

Pasalnya, kata tersebut dinilai bermakna merendahkan martabat seseorang dan termasuk dalam kekerasan verbal serta dapat dipidanakan.

Polemik ini turut membuat pengamat sosial budaya dari Universitas Indonesia, Dr Endang Mariani M.PSi angkat bicara.

Baca juga: Seperti Manusia, Paus Beluga Membentuk Hubungan Sosial yang Luas

Menurutnya, polemik tentang pelarangan penggunaan kata anjay bukan merupakan sebuah bahasan yang produktif untuk saat ini.

"Jujur, awalnya, jauh sebelum polemik kata ini muncul, saya terkaget-kaget mendengar anak-anak sekarang dengan mudah menyebut kata "anjing", "anjir", "nyet" dan lain sebagainya," kata Endang kepada Kompas.com, Selasa (1/9/2020).

Sebab, menurut persepsinya, kata-kata tersebut bermakna umpatan.

Baca juga: Ikatan Sosial Seperti Manusia, Burung Flamingo Punya Teman Dekat 

Endang mengatakan bahwa pihaknya sempat menegur anak-anak yang menggunakan kata-kata tersebut. Namun, ternyata jika dipahami, kata-kata ini tidak selalu berarti umpatan.

"Bisa jadi kata-kata itu adalah cara mereka berkomunikasi dengan teman-temannya yang sudah memiliki kedekatan. Sebagai bahasa gaul," ungkap Endang.

Kata-kata tersebut, mungkin bagi sebagian orang dianggap tidak pantas, namun itu diucapkan dengan candaan, sehingga orang yang menjadi sasaran pengucapan kata itu dapat menerimanya tanpa tersinggung.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com