Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Izinkan Terapi Plasma Konvalesen Obati Pasien Covid-19, Apa Itu?

Kompas.com - 25/08/2020, 20:02 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Para ilmuwan masih terus bergelut untuk menciptakan vaksin dan juga pengobatan atau terapi terbaik untuk pasien Covid-19. Salah satu terapi yang digadang-gadang bisa bermanfaat untuk pengobatan pasien Covid-19 adalah terapi plasma darah.

Baru-baru ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat mengizinkan penggunaan plasma darah untuk pengobatan penyakit Covid-19.

Pemberian izin dilakukan pada Minggu (23/8/2020), sehari setelah Presiden AS Donald Trump menyalahkan FDA karena dianggap menghambat peluncuran vaksin dan pengobatan terhadap virus corona atas alasan politik.

Kendati terkesan terburu-buru, FDA juga mengumumkan bahwa bukti awal menunjukkan plasma darah dapat menurunkan angka kematian pasien virus corona dan meningkatkan kesehatan pasien dalam waktu tiga hari perawatan.

Baca juga: Plasma Konvalesen untuk Pengobatan Covid-19 Diizinkan FDA AS, Begini Cara Kerjanya

Selain itu, FDA mengklaim bahwa setidaknya sebanyak 70.000 pasien telah dirawat menggunakan plasma darah, dengan manfaat yang terlihat pada pasien berusia di bawah 80 tahun dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan.

Apa itu terapi plasma darah?

Secara skematis, terapi plasma darah atau plasma konvalesen merupakan plasma darah yang berasal atau diambil dari pasien yang telah sembuh dari infeksi, baik itu infeksi jamur maupun virus.

Dalam kasus Covid-19 ini, Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan bahwa plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari pasien yang didiagnosis Covid-19 dan sudah 14 hari dinyatakan sembuh dari infeksi penyakit tersebut.

Kesembuhan pasien itu juga harus ditandai dengan pemeriksaan swab menggunakan tes laboratorium PCR, setidaknya harus sebanyak dua kali pemeriksaan dengan hasil negatif.

Dituturkan Amin dalam diskusi yang digelar BMPB, Jakarta, Jumat (26/6/2020), plasma konvalesen berasal dari pengintai di dalam tubuh yang dapat mempertebal sistem imun seseorang.

"(Plasma konvalesen) bisa memperbaiki jaringannya (pasien) yang sudah rusak dan pada gilirannya akan memperbaiki sistem imunnya, begitu juga seterusnya," ujar Amin.

Baca juga: Plasma Konvalesen Akan Jadi Terapi Corona Berat, Ini Syarat Donor hingga Pasiennya

Sedikit berbeda dengan vaksin, Amin dalam kesempatan berbeda pada acara diskusi daring bertajuk Riset dalam Menemukan Vaksin dan Obat Anti Covid-19 Jumat (15/5/2020) mengatakan, plasma konvalesen bisa disebutkan sebagai imunisasi pasif, dan vaksin adalah imunisasi aktif.

Dengan kata lain, plasma konvalesen ini bisa bertindak memperkuat imunitas atau sistem kekebalan tubuh individu yang sudah terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Hal ini akan membantu pengobatan dan mempercepat proses pemulihan pasien tersebut.

Sementara itu, vaksin merupakan bantuan atau pendukung sistem kekebalan tubuh (imunitas) terhadap individu yang masih sehat dan tidak sedang terpapar Covid-19.

Namun, ia menegaskan bahwa sampel plasma darah yang diambil untuk konvalesen ini tidak bisa sembarangan dari pasien sembuh Covid-19.

Baca juga: Terapi Plasma Darah Efektif Sembuhkan Covid-19, Benarkah?

Para peneliti memiliki kategori atau persyaratan tersendiri yang menjadikan pasien sembuh Covid-19 (penyintas) sebagai donor, begitu pun dengan plasma dan pasien yang akan diujikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com