Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Malaysia Gunakan Teknologi Kloning Kembalikan Badak Sumatera

Kompas.com - 15/08/2020, 18:04 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Sumber CNN

Kemungkinan kedua yakni dengan mengambil sel telur hewan pengganti, membuang nukleusnya, dan menggabungkannya dengan sel somatik dari badak Sumatera.

Teknik kloning ini, menurut peneliti cukup terkenal, dan pernah digunakan untuk pada domba Dolly tahun 1996.

Kedua cara ini digunakan Lokman dan timnya untuk mengembalikan satwa tersebut.

Sebab, sel punca mereplikasi sendiri, tim memiliki persediaan yang layak dan dapat mencoba berbagai metode untuk melihat mana yang paling berhasil.

Baca juga: Bayi Tabung, Upaya Peneliti Selamatkan 2 Badak Putih Utara Terakhir

Namun, ini masih dalam tahap awal, selanjutnya, para ilmuwan di Malaysia ini perlu menganalisis sel untuk membuat database genomik, membedakan sel induk dan bekerja sama dengan kebun binatang dan konservasi untuk menemukan betina pengganti yang cocok.

Kendati demikian, kegagalan bisa saja terjadi. Di antaranya pembuahan bisa gagal, bahkan kehamilan bisa saja tidak berhasil begitu embrio ditanamkan.

Akan tetapi, tanda-tanda harapan untuk mengembalikan lagi populasi hewan yang berada di ujung tanduk kepunahan juga dilakukan di seluruh dunia.

Baca juga: 14.000 Tahun Lalu Perubahan Iklim Menyebabkan Badak Berbulu Punah

Salah satunya yang dilakukan di Kenya yang menampung satu-satunya dua badak putih utara yang tersisa di seluruh dunia, yakni Fatu dan Najin, yang keduanya betina.

Tahun lalu, para ilmuwan telah berhasil membuahi embrio in-vitro yang dikumpulkan dari dua betina yang tersisa dengan sperma dari badak jantan yang mati.

Badak Sumatera adalah spesies badak terkecil di dunia, terdaftar sebagai spesies yang terancam punah oleh World Wildlife Fund. International Rhino Foundation memperkirakan ada kurang dari 80 badak yang hidup di dunia, yang tersebar di seluruh Indonesia dan Thailand.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com