Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsorsium Riset Dorong Peran Ilmuwan Indonesia Hadapi Pandemi Corona

Kompas.com - 25/07/2020, 16:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi corona memberikan dampak yang besar di segala bidang, tak terkecuali pada bidang ilmu pengetahuan atau sains di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Koordinator Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek-BRIN, Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti mengatakan pandemi ini datang secara tiba-tiba, sehingga di awal wabah virus corona masuk ke Indonesia, negara ini mengalami kegagapan.

"Karena memang belum pernah terjadi sebelumnya, pandemi seganas ini. Itu yang kami maklumi," kata Prof Ghufron dalam acara webinar yang diselenggarakan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) dan SISJ Indonesia; Ilmuwan Merespon Pandemi, Sabtu (25/7/2020).

Namun, selama 3-4 bulan ini, proses perlibatan para ilmuwan termasuk peneliti mulai menemukan bentuknya dalam kontribusinya menghadapi pandemi ini.

Baca juga: Strategi Bio Farma dalam Riset Pengembangan Vaksin Corona di Indonesia

"Dulu jangankan bicara data sains, banyak masalah yang tidak jelas yang dihadapi. Oleh karena ini Ristek-BRIN akhirnya membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi terkait Covid-19," ungkap Prof Ghufron.

Konsorsium ini dibentuk intinya untuk mengumpulkan kekuatan ilmu pengetahuan dari para ilmuwan, peneliti hingga ilmuwan muda untuk dapat merespon, mengatasi dan menanggulangi Covid-19.

Konsorsium ini terdiri dari lembaga penelitian, para peneliti di perguruan tinggi, kementerian, hingga BUMN dari sisi industri.

Pusat Penelitian Kimia LIPI mencoba mengembangkan ekstrak daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp.) sebagai obat herbal antivirus Covid-19.Dok. LIPI Pusat Penelitian Kimia LIPI mencoba mengembangkan ekstrak daun ketepeng badak (Cassia alata) dan benalu (Dendrophthoe sp.) sebagai obat herbal antivirus Covid-19.

Baca juga: Hadapi Wabah Virus Corona, Mari Mulai Bertindak Berdasarkan Riset

"Intinya, kami mencoba memobilisasi kekuatan itu. Apa yang bisa dikontribusikan kami mohonkan bisa dibuat suatu proposal terobosan," jelas dia.

Terdapat lima program dalam konsorsium ini yang ditujukan sebagaii upaya para komunitas ilmiah untuk menanggulangi pandemi corona di Indonesia, yakni sebagai berikut.

  1. Preventive atau program pencegahan: terkait pemanfaatan diversity hayati seperti riset pemanfaatan potensi tanaman obat, pengembangan vaksin, produksi alat pelindung diri, hingga edukasi publik.
  2. Screening and diagnostic: program ini terkait pengembangan rapid-test, test kit RT-PCR dan mobile laboratory BSL-2.
  3. Supporting equipment: program untuk mendorong pengembangan teknologi terkait, seperti pengembangan ventilator, robot pemberian obat dan lain sebagainya.
  4. Theraphy and medicine: menjadi program penting dalam pengembangan terapi dan pengobatan Covid-19. Di antaranya mendukung penelitian seperti manfaat pil kina, pengembangan convalescene plasma hingga mesenchymal stem cell (sel punca).
  5. Social and humanity: di antaranya dengan menanggapi respon masyarakat dalam menanggapi isu Covid-19, kesiapsiagaan pemerintah menghadapi pandemi, serta dampak pada ketenagakerjaan.

Sejak Covid-19 dilaporkan mulai masuk ke Indonesia pada Maret lalu, respon terhadap pandemi corona ini terus berkembang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com