Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Induksi Respon Imun, Ini Hasil Uji Coba dan Efek Samping Vaksin Corona Adenovirus China

Kompas.com - 22/07/2020, 16:01 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Percobaan fase 2 dari kandidat vaksin corona vektor Ad5 yang dilakukan di China, kembali menunjukkan hasil positif dalam melawan virus corona baru.

Hasil uji coba yang belum lama ini dipublikasikan dalam jurnal The Lancet, seperti dilansir dari Science Daily, Rabu (22/7/2020), menunjukkan vaksin ini aman dan menginduksi respon imun atau kekebalan tubuh.

Uji coba secara acak fase 2 dari vaksin Covid-19 adenovirus rekombinan tip1-5 (vaksin Covid-19 Ad5-vektor) yang mulai diujikan pada 500 orang di bulan April lalu.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi respon imun dan keamanan vaksin, dan untuk menentukan dosis yang paling cocok untuk percobaan fase 3.

Baca juga: Kandidat Vaksin Corona dari Inggris dan China Dinilai Paling Efektif

Uji coba fase 3 diperlukan untuk mengkonfirmasi apakah kandidat vaksin secara efektif melindungi terhadap infeksi SARS-CoV-2.

Penulis menegaskan bahwa tidak ada peserta yang terpapar virus corona, SARS-CoV-2 setelah vaksinasi, sehingga tidak mungkin penelitian ini dapat menentukan apakah kandidat vaksin dapat secara efektif melindungi terhadap infeksi virus tersebut.

Profesor Feng-Cai Zhu dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) provinsi Jiangsu, China mengatakan uji coba fase 2 menambah bukti lebih lanjut tentang keamanan dan imunogenisitas dalam populasi besar daripada uji coba fase 1.

Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19Shutterstock Ilustrasi vaksin virus corona, vaksin Covid-19

Baca juga: Tak Hanya di Indonesia, Vaksin Corona Sinovac Juga Diuji Klinis di Bangladesh dan Brasil

"Ini adalah langkah penting dalam mengevaluasi percobaan tahap awal vaksin dan uji coba fase 3 sekarang sedang berlangsung," kata Zhu.

Hasil uji coba vaksin corona pada 508 peserta

Saat ini, di seluruh dunia ada 250 kandidat vaksin untuk melawan virus corona baru, SARS-CoV-2 yang sedang dalam tahap pengembangan.

Termasuk vaksin mRNA, replikasi atau non-replikasi vektor virus, vaksin DNA, vaksin berbasis sel dendritik autologous dan vaksin virus tidak aktif. Setidaknya 17 vaksin di antaranya, saat ini sedang dalam tahap evaluasi uji klinis.

Vaksin dalam percobaan ini menggunakan virus flu biasa manusia, yakni adenovirus, untuk mengirimkan materi genetik yang mengkode protein spike SARS-CoV-2 ke sel.

Ilustrasi vaksin coronaShutterstock Ilustrasi vaksin corona

Untuk diketahui, adenovirus adalah virus flu yang menginfeksi sel manusia dengan mudah, tetapi tidak mampu menyebabkan penyakit.

Selanjutnya materi genetik dari sel-sel tersebut menghasilkan protein spike dan melakukan perjalanan ke kelenjar getah bening, di mana sistem kekebalan tubuh diproduksi antibodi yang akan mengenali protein spike tersebut dan melawan virus corona.

Dalam uji coba vaksin baru ini dilakukan terhadap 508 peserta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 253 peserta menerima dosis tinggi, 129 peserta menerima dosis rendah dan 126 peserta menerima plasebo.

Sekitar 309 peserta berusia 18-44 tahun, 134 peserta berusia 45-54 tahun dan 65 peserta berusia 55 tahun atau lebih.

Baca juga: Agustus, Indonesia Mulai Uji Klinis Vaksin Corona Sinovac pada 1.620 Orang

Berikut hasil uji coba vaksin yang dilakukan.

  1. Sebanyak 95 persen atau sekitar 241 dari 253 peserta dalam kelompok dosis tinggi dan 91 persen yakni 118 dari 129 peserta penerima dosis rendah, menunjukkan respon sel T atau antibodi pada hari ke 28 pascavaksinasi.
  2. Pascavaksinasi pada hari ke-28, vaksin menginduksi respons antibodi penetralisasi pada 59 persen atau sekitar 148 dari 253 peserta kelompok dosis tinggi dan 47 persen atau 61 dari 129 peserta penerima dosis rendah.
  3. Kelompok penerima plasebo, tidak menunjukkan peningkatan antibodi sejak awal uji coba.

Kedua dosis vaksin menginduksi respon antibodi penetral yang signifikan untuk virus SARS-CoV-2 hidup.

 

Efek samping vaksin Covid-19

Sementara itu, proporsi peserta yang memiliki reaksi negatif seperti demam, kelelahan, dan nyeri di tempat suntikan secara signifikan secara signifikan lebih tinggi pada penerima vaksin dibandingkan pada penerima plasebo.

Sebagian besar reaksi atau efek samping itu dirasakan pada peserta penerima vaksin corona dosis tinggi yakni sebanyak 183 dari 253 peserta. Sedangkan pada penerima dosis rendah, reaksi itu dirasakan pada 96 dari 129 peserta.

Kendati demikian, sebagian besar reaksi yang merugikan relatif ringan atau sedang.

Dalam 28 hari, 24 peserta kelompok dosis tinggi mengalami efek samping parah. Reaksi parah yang paling umum adalah demam.

Baca juga: Mungkinkah Covid-19, MERS, SARS dan Flu Dicegah dengan Satu Vaksin?

Para penulis mencatat bahwa kekebalan yang sudah ada sebelumnya terhadap adenovirus manusia yang digunakan sebagai vektor (yaitu, vektor Ad5) untuk vaksin corona ini dan bertambahnya usia, sebagian dapat menghambat respon imun spesifik terhadap vaksinasi, terutama untuk respon antibodi.

Di antara 508 peserta, 266 peserta menunjukkan kekebalan yang tinggi terhadap vektor Ad5, sementara 242 peserta memiliki kekebalan tubuh yang rendah terhadap vektor Ad5.

Mereka yang memiliki kekebalan anti-Ad5 yang lebih tinggi sebelumnya menunjukkan respons kekebalan yang lebih rendah.

Dibandingkan dengan populasi usia yang lebih muda, peserta yang lebih tua umumnya memiliki respon imun yang secara signifikan lebih rendah dan tolerabilitas yang lebih tinggi terhadap vaksin corona untuk Covid-19 vektor Ad5.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com