Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabetes Melitus, Kenali Faktor Risiko sampai Gejalanya

Kompas.com - 19/07/2020, 13:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

“Namun tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan optimal, sehingga jumlah glukosa yang menetap di dalam darah menjadi berlebih. Diabetes tipe 2 juga terjadi akibat gangguan dari sekresi (produksi) insulin akibat faktor-faktor risiko yang telah dijelaskan sebelumnya,” papar Khomimah.

Jenis diabetes kehamilan (gestasional) terjadi akibat resistensi insulin atau aksi kerja insulin meningkat saat kehamilan.

“Peningkatan tersebut terjadi akibat perubahan hormonal dalam tubuh atau berat badan meningkat sehingga tubuh menjadi lebih gemuk. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang hamil mengalami diabetes gestasional. Diabetes jenis ini muncul tergantung dari sejauh mana tubuh mampu beradaptasi dengan kadar insulin,” tambahnya.

Baca juga: Studi: Konsumsi Olahan Susu Turunkan Risiko Hipertensi dan Diabetes

Sementara itu, diabetes tipe lain bisa terjadi akibat berbagai hal lainnya seperti penggunaan obat-obatan seperti obat golongan steroid atau obat yang mengandung hormon. Obat tersebut akan meningkatkan resistensi insulin sehingga meningkatkan aksi kerja insulin.

Obat tersebut akan meningkatkan produksi gula melalui mekanisme hormonal. Jenis diabetes tipe lain juga terjadi akibat infeksi seperti TBC atau terdapat tumor di pankreas sehingga dapat menyebabkan rendahnya produksi insulin.

“Perlu diingat bahwa pankreas memiliki fungsi untuk memproduksi insulin. Jika terdapat gangguan pada pankreas, maka mesin yang memproduksi insulin tersebut kinerjanya akan berkurang yang berakibat pada kurangnya jumlah insulin,” papar Khomimah.

Gejala diabetes

Menurut Khomimah, gejala-gejala seseorang menderita diabetes melitus dibagi menjadi keluhan klasik dan keluhan lain yang tidak klasik sebagai berikut:

1. Keluhan Klasik

a. Poliurea atau banyak buang air kemih (terutama pada malam hari).
b. Polidipsia atau banyak minum (rasa haus yang tidak berkesudahan).
c. Polifagi atau banyak makan (makan berlebihan).
d. Penurunan berat badan drastis yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.

2. Keluhan lain yang tidak klasik

a. Badan lemah.
b. Pandangan kabur.
c. Kaki sakit atau kebas kesemutan.
d. Gangguan keputihan.
e. Gatal-gatal di tubuh.
f. Ganguan ereksi pada pria.
g. Demam jika ada infeksi.
h. Kadang ditemukan kondisi kesehatan lain misal pasien dengan stroke atau jantung yang kadar gulokasa dalam darahnya tinggi.

Adapun diagnosis yang ditegakkan secara medis untuk penyandang diabetes yaitu:

1. Jika didapatkan kadar gula darah (glukosa) puasa atau sebelum makan lebih dari sama dengan 126 mg per dL (deciliter), atau
2. Kadar glukosa darah sewaktu lebih dari sama dengan 200 mg per dL, atau
3. Kadar glukosa pasca tes toleransi glukosa oral yaitu lebih dari sama dengan 200 mg per dL, atau
4. Pemeriksaan HB A1C lebih dari sama dengan 6,5%

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com