Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasa Temukan "Bayi Kosmik" Bintang Neutron Termuda, Apa Itu?

Kompas.com - 19/06/2020, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Di antara triliunan bintang di alam semesta, Badan Antariksa Amerika (NASA) kembali menemukan bintang neutron baru.

Kali ini, bintang neutron termuda yang pernah ditemukan yang dijuluki "bayi kosmik".

Melansir The Independent, Jumat (19/6/2020), bintang neutron termuda ini disebut Swift J1818.0-1607.

NASA mengatakan sebagian besar bintang neutron berusia miliaran tahun, namun bayi kosmik ini diperkirakan berusia 240 tahun.

Baca juga: Bintang Neutron Termasif Ditemukan, 2 Kali Lipat Ukuran Matahari

Bintang-bintang neutron adalah kelompok materi yang padat yang merupakan sisa bintang yang meledak atau mengalami supernova.

Sedangkan bintang terbaru merupakan jenis objek tertentu yang dikenal dengan magnetar, dan itu adalah yang termuda yang pernah terlihat para astronom.

Bintang neutron mengandung materi yang sangat padat, sehingga NASA mengupamakannya seperti satu sendok teh bahan tersebut akan berbobot empat miliar ton di bawah gravitasi bumi.

Bintang-bintang yang beraneka ragam dan kaya ini adalah kelompok globular yang sangat besar, kumpulan bintang yang terikat gravitasi yang mengorbit di galaksi Bima Sakti. Bintang-bintang yang beraneka ragam dan kaya ini adalah kelompok globular yang sangat besar, kumpulan bintang yang terikat gravitasi yang mengorbit di galaksi Bima Sakti.

Baca juga: Astronom Temukan Bintang Tertua, Usianya Hampir Sama dengan Jagat Raya

Bintang neutron termuda ini terlihat kali pertama pada 12 Maret, setelah melepaskan sinar X yang besar.

Studi ini dilakukan oleh para peneliti di observatorium XMM-Newton ESA dan teleskop NuSTAR NASA.

Emisi X-Ray pada bintang ini menjadi setidaknya 10 kali lebih terang dari biasanya, tetapi peristiwa ini terjadi sangat cepat, sehingga para ilmuwan harus cepat untuk mengamati aktivitasnya.

 

"Objek ini menunjukkan kepada kita waktu yang lebih awal dalam kehidupan magnetar daripada yang pernah kita lihat sebelumnya, pembentukannya sangat singkat," kata Nanda Rea, peneliti di Institute of Space Sciences di Barcelona.

Bintang khusus ini terletak di rasi bintang Sagitarius dan relatif lebih dekat dengan Bumi, hanya sekitar 16.000 tahun cahaya.

Dengan menggunakan suatu pengukuran tertentu, para ilmuwan dapat menghitung kapan cahaya yang dilihat mulai dipancarkan dari bintang netron tersebut.

Baca juga: Pancarkan Gelombang Radio, Fenomena Aneh Bintang Paling Misterius

Banyak model ilmiah menunjukkan sifat fisik bintang seperti ini dapat berubah seiring bertambahnya usia, menjadi yang paling aktif ketika mereka masih muda.

Namun, sampel yang baru dianalisis ini jarang terjadi, sehingga kemungkinan data yang dikumpulkan dari Swift J1818.0-1607 akan digunakan untuk membantu memperbaiki model pengukuran tersebut.

Selain sinar-X, magnetar dapat melepaskan semburan besar sinar gamma, bentuk energi tertinggi cahaya di alam semesta, dan sinar gelombang radio yang stabil, yakni bentuk energi terendah cahaya di alam semesta.

Baca juga: Galaksi ini Bisa Picu Tsunami yang Hancurkan Pembentukan Bintang

Bintang neutron mulai memancarkan gelombang radio ini disebut pulsar radio, dan Swift J1818.0-1607 adalah salah satu dari hanya lima magnetar yang diketahui yang juga memiliki pulsar radio.

"Magnetar yang luar biasa, bintang ini cukup beragam sebagai populasi. Mereka sangat aneh dan sangat langka,” kata Victoria Kaspi, direktur McGill Space Institute di McGill University di Montrea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com