KOMPAS.com- Para ahli memperkirakan jumlah populasi serangga di alam semakin berkurang, dan ini berkaitan dan berdampak pada keberlangsungan hidup manusia.
Kendati di Indonesia, jumlah populasi secara keseluruhan belum terdata hingga saat ini, namun penurunan populasi serangga itu diperkirakan karena sulitnya menemukan ragam spesies serangga yang belum dan bahkan yang sudah teridentifikasi sub-spesiesnya.
Peneliti Laboratorium Entomologi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Djunijanti Peggie mengatakan isu penurunan dan meningkatkan kritis atau kiamat serangga ini memang sudah terlihat nyata.
"Status kiamat serangga ini memang nyata dan sangat mengkhawatirkan," kata Peggie dalam situs resmi LIPI, Jumat (5/6/2020).
Baca juga: Krisis Iklim Bikin Serangga Penyerbuk di Ekosistem Indonesia Terancam
Ia juga menyebutkan ada beberapa faktor penyebab hal ini terjadi, seperti berikut.
Perkiraan terjadinya penurunan populasi serangga di Indonesia ini, kata Peggie bisa terlihat dari jumlah spesies serangga yang saat ini sangat sulit untuk ditemukan.
Baca juga: Kepunahan Serangga Liar Bahayakan Pasokan Pangan Dunia, Kok Bisa?
Peggie mencontohkan pengurangan serangga dapat terlihat dari salah satu jenis serangga terbang yaitu kupu-kupu.
Seperti kupu-kupu Graphium codrus yang tidak termasuk dalam kategori langka atau tidak terancam punah dan bukan endemik Indonesia.
"Namun, dengan status bukan endemik, bukan langka dan tidak terancam punah ini pun ternyata spesimen Graphium codrus di MZB hanya ada 21 spesimen darii empat sub-spesies," ujar dia.