Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Rebahan, Gaya Hidup Sehat Perlu untuk Hadapi New Normal

Kompas.com - 04/06/2020, 12:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Sri Anindiati Nursastri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 membuat masyarakat jadi lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Ini didorong kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan jarak sosial (social distancing) untuk menekan penyebaran virus corona.

Hal tersebut membuat aktivitas jadi terbatas. Orang jadi belanja, bekerja, belajar, hingga beribadah secara online. Intensitas tubuh bergerak pun menjadi lebih rendah ketimbang sebelumnya waktu beraktivitas secara normal di luar rumah.

"Kondisi ini disebut sedentary lifestyle, suatu keadaan di mana hidup kita terikat pada kursi," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik, Dr Roy Panusunan Sibarani Sp.PD-KEMD dalam webinar tentang Meningkatkan Daya Tahan Tubuh selama Pandemi Covid-19, Rabu (3/6/2020).

Baca juga: Amankah Olahraga Sambil Pakai Masker? Ini Kata Dokter Olahraga

Alhasil, rendahnya gerak tubuh berakibat pada peningkatan berat badan. Menurut Roy, ini mengarah pada kondisi yang disebut sindroma perut buncit atau obesity and metabolic syndrome.

Dia menjelaskan, sindroma perut buncit memiliki kumpulan gejala di mana terjadi obesitas sentral yakni perut menjadi buncit, serta tekanan darah dan gula darah jadi naik.

Selain itu, trigliserida atau lemak yang yang mengalir dalam darah juga menjadi naik. Sementara kolesterol baik atau High Density Lipoprotein (HDL) jadi turun.

Baca juga: Psikologi Jelaskan Penyebab Masyarakat Tak Patuh Protokol Corona Covid-19

Kondisi demikian erat kaitannya dengan kemungkinan terjadi penyakit menahun seperti tekanan darah, jantung, asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), obesitas, dan diabetes.

Oleh sebab itu, lanjutnya, bersamaan dengan menghadapi pandemi Covid-19, masyarakat juga dihadapkan dengan fenomena diabetes. Keduanya pun saling berkaitan. Seperti diketahui, saat penderita diabetes terinfeksi Covid-19 maka akan memiliki gejala yang lebih buruk, bahkan memiliki angka harapan hidup yang rendah.

Ilustrasi tes darah, diabetesShutterstock/Proxima Studio Ilustrasi tes darah, diabetes

Berdasarkan data, lima negara di kawasan Pasifik Barat dengan kasus Covid-19 terbanyak berada di China, Singapura, Indonesia, Filipina, dan Jepang per 2 Juni 2020.

Ini sejalan dengan lima negara dengan kasus diabetes terbanyak di kawasan tersebut pada tahun 2019, terdiri dari China, Indonesia, Jepang, Thailand, dan Filipina.

"Ternyata lima negara dengan kasus Covid-19 terbanyak, juga sebagian besar lima terbanyak untuk kasus diabetes," ujar Roy.

Baca juga: Wacana New Normal, Pedoman Mencegah Virus Corona di Kantor

Oleh sebab itu, dirinya menekankan untuk tidak terlena bersantai karena berdiam di rumah selama masa pandemi, melainkan merubah pola hidup menjadi lebih sehat. Terlebih, ke depan akan diberlakukan kenormalan baru (new normal).

Masyarakat harus menjaga kesehatannya agar masa berdiam di rumah tidak malah berakhir dengan penyakit diabetes, yang mana berisiko tinggi jika terpapar virus corona.

Roy mengatakan, hidup sehat dapat dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga secara teratur. Serta mengonsumsi vitamin atau suplemen, seperti yang mengandung antioksidan.

Vitamin A, C, E, dan Astaxanthin memiliki banyak kandungan antioksidan. Namun, Astaxanthin jauh lebih tinggi yakni 500 lebih kuat dari Vitamin E dan 6.000 lebih kuat dibanding Vitamin C.

"Jadi perubahan total gaya hidup pasca Covid-19 sangat direkomendasikan untuk mengisi kehidupan era new normal," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com