Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lawan Covid-19, Antiseptik Lindungi Tim Medis dari Virus Corona

Kompas.com - 03/06/2020, 07:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Total terinfeksi virus corona di Tanah Air hingga Selasa (2/6/2020) sore adalah 27.549 kasus.

17.951 di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 1.663 orang meninggal dunia karena Covid-19.

Selain warga sipil, banyak diberitakan petugas medis yang ada di garda terdepan tertular Covid-19.

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 pada tenaga medis?

Baca juga: Unik dan Aneh, Begini Cara Virus Corona Covid-19 Membajak Sel Manusia

Menurut dr. Bambang Wahjuprajitno, Sp.An, KIC, seorang pakar bidang Intensive Care RS. Dr. Soetomo, Surabaya, penggunaan antiseptik penting untuk mencegah penularan corona bagi petugas medis di garda terdepan.

Virus SARS-CoV penyebab SARS itu menginfeksi sel dengan bantuan dua protein, yakni reseptor yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang membantu virus menempel dengan sel dan enzim yang disebut Tipe II transmembran serine protease (TMPRSS2) yang memediasi infeksi sel.

"Karena itu, mencegah supaya virus (SARS-CoV-2) tidak menempel pada reseptor ACE2 adalah hal yang penting. Dan ini (ACE2) adalah tempat di mana virus itu bisa dihancurkan oleh povidone-iodine. Saya kira di sini pentingnya povidone-iodine itu," kata Bambang dalam acara Webinar Edukasi Online oleh Betadine Indonesia, Senin (1/6/2020).

Povidone-iodine (iodin povidon) atau dikenal juga dengan iodopovidin adalah suatu antiseptik yang digunakan sebagai disinfektan pada kulit sebelum dan sesudah pembedahan.

Iodin povidon merupakan bahan organik berbahan aktif polivinil pirolidon yang merupakan kompleks iodine yang larut dalam air.

Saat virus corona terlambat dihancurkan dan masuk ke tubuh, SARS-CoV-2 tidak hanya akan merusak paru-paru tapi bisa memicu penyakit lain seperti trombosis (penggumpalan dalam pembuluh darah), gagal jantung, gagal ginjal, kerusakan kandung kemih, hingga ke otak.

"Dan ini (penyakit-penyakit tersebut) bisa menimbulkan kerusakan yang bisa menyebabkan kematian pada orang," ungkap Bambang.

Banyak orang yang terinfeksi Covid-19 dapat sembuh sendiri.

Namun penting diingat, pasien Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta seperti jantung, paru, atau diabetes dapat menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS) hingga kematian.

ARDS merupakan gangguan pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru.

Baca juga: Wacana New Normal, Ketahui Tempat Paling Berisiko Tertular Corona

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli China dan terbit di New England Journal of Medicine (NEJM) menilai hubungan antara viral load (pengukuran jumlah virus dalam suatu organisme) virus SARS-CoV-2 yang ada di daerah nazal (hidung) dan tenggorokan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com