Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lawan Covid-19, Antiseptik Lindungi Tim Medis dari Virus Corona

KOMPAS.com - Total terinfeksi virus corona di Tanah Air hingga Selasa (2/6/2020) sore adalah 27.549 kasus.

17.951 di antaranya masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 1.663 orang meninggal dunia karena Covid-19.

Selain warga sipil, banyak diberitakan petugas medis yang ada di garda terdepan tertular Covid-19.

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 pada tenaga medis?

Menurut dr. Bambang Wahjuprajitno, Sp.An, KIC, seorang pakar bidang Intensive Care RS. Dr. Soetomo, Surabaya, penggunaan antiseptik penting untuk mencegah penularan corona bagi petugas medis di garda terdepan.

Virus SARS-CoV penyebab SARS itu menginfeksi sel dengan bantuan dua protein, yakni reseptor yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2) yang membantu virus menempel dengan sel dan enzim yang disebut Tipe II transmembran serine protease (TMPRSS2) yang memediasi infeksi sel.

"Karena itu, mencegah supaya virus (SARS-CoV-2) tidak menempel pada reseptor ACE2 adalah hal yang penting. Dan ini (ACE2) adalah tempat di mana virus itu bisa dihancurkan oleh povidone-iodine. Saya kira di sini pentingnya povidone-iodine itu," kata Bambang dalam acara Webinar Edukasi Online oleh Betadine Indonesia, Senin (1/6/2020).

Povidone-iodine (iodin povidon) atau dikenal juga dengan iodopovidin adalah suatu antiseptik yang digunakan sebagai disinfektan pada kulit sebelum dan sesudah pembedahan.

Iodin povidon merupakan bahan organik berbahan aktif polivinil pirolidon yang merupakan kompleks iodine yang larut dalam air.

Saat virus corona terlambat dihancurkan dan masuk ke tubuh, SARS-CoV-2 tidak hanya akan merusak paru-paru tapi bisa memicu penyakit lain seperti trombosis (penggumpalan dalam pembuluh darah), gagal jantung, gagal ginjal, kerusakan kandung kemih, hingga ke otak.

"Dan ini (penyakit-penyakit tersebut) bisa menimbulkan kerusakan yang bisa menyebabkan kematian pada orang," ungkap Bambang.

Banyak orang yang terinfeksi Covid-19 dapat sembuh sendiri.

Namun penting diingat, pasien Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta seperti jantung, paru, atau diabetes dapat menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS) hingga kematian.

ARDS merupakan gangguan pernapasan berat yang disebabkan oleh penumpukan cairan di alveoli atau kantung udara kecil di paru-paru.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli China dan terbit di New England Journal of Medicine (NEJM) menilai hubungan antara viral load (pengukuran jumlah virus dalam suatu organisme) virus SARS-CoV-2 yang ada di daerah nazal (hidung) dan tenggorokan.

Hasilnya, jumlah virus corona yang ada di daerah hidung jauh lebih tinggi dibanding di tenggorokan.

"Kalau kita bisa menghilangkan dua daerah ini (hidung dan tenggorokan) dari beban virus, maka sangat mungkin virus masuk ke tubuh menjadi berkurang," ungkap dia.

"Artinya, bunuhlah (virus) di tempat pintu masuk sebelum masuk ke dalam rumah," imbuh Bambang.

Dia melanjutkan, penghancuran virus tersebut dapat dilakukan dengan memanfaatkan Iodin povidon.

"Hand hygiene tetap merupakan metode yang efektif untuk mengendalikan infeksi dan harus dilakukan secara ketat oleh seluruh anggota tim kesehatan," ujarnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/03/070300723/lawan-covid-19-antiseptik-lindungi-tim-medis-dari-virus-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke