Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19, Penanganan Pasien Demam Berdarah Masih Bisa Dilakukan

Kompas.com - 02/05/2020, 08:15 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Penanganan pasien terinfeksi Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tetap bisa ditangani, meskipun pandemi virus corona di Indonesia masih belum usai.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan penerapan protokol pencegahan Covid-19 di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) nyatanya tidak membatasi layanan pengobatan untuk pasien DBD.

"Sampai saat ini masih bisa ditangani (pasien DBD), hanya perlu kewaspadaan kita bersama juga masyarakat, apalagi saat ini warga banyak di rumah," kata Nadia kepada Kompas.com, Jumat (30/4/2020).

Dalam kondisi pandemi seperti saat ini, kata Nadia, memang secara idealnya kalau pasien sakit harus segera ke fasyankes.

Baca juga: Ahli Minta Masyarakat Waspada DBD di Tengah Pandemi Corona

Akan tetapi, sebaiknya untuk melakukan akses melalui telemedicine terlebih dahulu sebelum langsung ke fasyankes.

"Saat ini kalau demam mungkin yang bisa akses telemedicine ya bisa ya," ujar dia.

Namun, jika sakit atau demam yang dialami sudah terjadi selama tiga hari berturut-turut dengan gejala pendarahan bintik merah, maka segeralah untuk ke pusat kesehatan masyarakat terdekat dan ikuti anjuran yang disampaikan tenaga medis.

Pasien maupun Anda sebagai kerabat yang mengantarkan pasien juga tetap diminta untuk waspada dengan potensi infeksi penyakit lain termasuk Covid-19.

Baca juga: Pasien DBD Capai 49.941, Ini 5 Wilayah Indonesia dengan Kasus Terbanyak

Upayakan untuk melakukan imbauan pemerintah tentang penggunaan masker, rajin cuci tangan pakai air dan sabun, jaga jarak aman atau physical disatancing.

Nadia mengingatkan penyakit demam berdarah dengue sebenarnya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus bernama dengue.

Adapun segala jenis penyakit yang disebabkan oleh virus umumnya memiliki sifat self limiting disease yaitu dapat sembuh sendiri.

"Artinya dengan mencegah menjadi lebih tidak berat dapat dilakukan oleh masyarakat (secara individu)," tuturnya.

Serta, hal yang paling utama adalah melakukan pencegahan terhadap penyakit DBD ini menjadi hal yang sangat penting.

Dikarenakan di tengah pandemik Covid-19 ini banyak masyarakat yang memang diimbau untuk beraktivitas, baik kerja ataupun belajar dari rumah.

Tetaplah untuk selalu mengupayakan menjaga kebersihan lingkungan rumah. Terutama di tempat-tempat yang berpotensi menjadi wadah berkembang biang nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah.

Ilustrasi nyamuk demam berdarah, nyamuk aedes aegypti. Ilustrasi nyamuk demam berdarah, nyamuk aedes aegypti.

Baca juga: Sama-sama Mewabah di Indonesia, Ini Beda Gejala DBD dan Covid-19

Seperti tumpukan sampah dan wadah yang mudah tergenang air entah di dalam maupun di luar rumah.

Selain itu, demam berdarah merupakan penyakit yang masih memiliki kemungkinan terjadi lagi jika ada infeksi virus dengue berikutnya.

Maka, pasien demam berdarah dengue ataupun Anda yang masih sehat harus benar-benar menjaga lingkungan dan imunitas tubuh, terutama di tengah situasi pandemi virus corona saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com