Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/04/2020, 18:03 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Indonesia tengah diterpa cobaan berat dalam aspek kesehatan. Selain diterpa wabah Covid-19 yang menjadi pandemi global, Indonesia tengah dilanda wabah tahunan yang biasa terjadi pada musim hujan: Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kepala Unit Penelitian Dengue di Eijkman Institute of Molecular Biology, Dr Tedjo Sasmono, mengatakan bahwa kasus DBD di Indonesia pertama kali ditemukan pada 1968.

“Dulu kasusnya masih sedikit, namun sampai sekarang kasusnya sangat meningkat. Pada 1968, prevalensi pasien yang terkena DBD masih 0,05 per 100.000 jiwa. Namun pada 2016, meningkat sangat pesat menjadi 86 per 100.000 jiwa,” tuturnya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Sudah 50 Tahun, Mengapa DBD di Indonesia Sulit Diatasi?

Bila virus corona ditularkan lewat transmisi antarmanusia, virus dengue penyebab DBD ditularkan lewat nyamuk Aedes aegepti dan Aedes albopictus. Spesies nyamuk yang terakhir itu juga merupakan penyebar virus Cikungunya dan Zika.

“Dari hasil penelitian, Indonesia merupakan negara kedua dengan penderita DBD terbanyak di dunia setelah Brasil,” lanjut Tedjo.

Di Indonesia, wabah DBD selalu berulang setiap tahun tepatnya pada musim hujan seperti sekarang.

Baca juga: Lupakan Sejenak Virus Corona, Demam Berdarah Menghantui Kita

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam konferensi pers di akun Youtube BNPB, Jumat (3/4/2020), berharap masyarakat bisa mencegah penyakit DBD dengan memberantas sarang nyamuk.

“Jangan sampai ini memperburuk kondisi pandemi Covid-19. Lakukan pembersihan sarang nyamuk di rumah. Waktu kita cukup banyak berada di rumah,” ujar Yuri.

Gejala DBD

Dr dr Leonard Nainggolan SpPD-KPT selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menyebutkan kunci utama gejala DBD adalah demam mendadak.

“Kunci utamanya (gejala DBD) adalah demam mendadak tinggi yang disertai dua atau lebih gejala lainnya,” tutur Leonard kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

Baca juga: Demam Tanpa Flu atau Batuk, Bisa Jadi Gejala DBD

Berikut beberapa gejala yang mengindikasikan penyakit DBD:

1. Demam tinggi mendadak
2. Sakit kepala
3. Pegal
4. Linu
5. Mual
6. Nyeri sendi
7. Bintik-bintik merah
8. Pendarahan di gusi
9. Mimisan
10. Sakit perut
11. Pendarahan di bawah kulit (memar)
12. Kerusakan pada pembuluh darah atau getah bening

Masa inkubasi dari infeksi virus dengue bisa terjadi dalam waktu 4-8 hari usai digigit oleh nyamuk perantara virus. Saat ini dengan alat-alat pemeriksaan terbaru untuk DBD, deteksi virus dengue sudah bisa dilakukan kurang dari 48 jam.

Gejala Covid-19

Gejala awal infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 mirip seperti gejala flu. Seperti demam, pilek, batuk kering, sakit tenggorokan, dan sakit kepala.

Gejala bisa menjadi lebih berat setelah itu. Orang yang terinfeksi virus corona akan mengalami demam tinggi, sesak napas, dan nyeri dada.

Baca juga: Pilek dan Tenggorokan Kering, Gejala Covid-19 atau Pengaruh Cuaca?

Namun secara umum, ada tiga gejala yang menandakan seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2:

1. Demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius
2. Batuk
3. Sesak napas

World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa masa inkubasi bisa berlangsung hingga 14 hari.

Baca juga: Mata Merah Pertanda Gejala Corona, dan Berpotensi Menular

Baru-baru ini, peneliti menambahkan beberapa gejala yang mungkin terindikasi pada pasien Covid-19 seperti conjunctivitis (infeksi/ iritasi pada membran transparan mata sehingga menyebabkan mata merah), masalah pencernaan, lelah tanpa alasan, nyeri otot, juga sakit kepala.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com