Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/04/2020, 19:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com- Pakar peringatkan adanya potensi pergeseran gelombang episenter wabah Covid-19 dari Amerika dan Eropa menuju ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan India.

Tentunya potensi pergeseran episenter ini tidak diinginkan dan seharusnya dapat dihindari dari sekarang.

"Kita tentu ingin menghindari ini terjadi di kawasan Asia Tenggara, termasuk menghindari ini terjadi di Indonesia," kata Diah Saminarsih, selaku Senior Advisor on Gender and Youth to the WHO DG, Kamis (9/4/2020).

Dalam diskusi daring bertajuk Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi, Diah menyebutkan, Indonesia menjadi negara yang bisa dibilang beruntung, sebab termasuk negara yang terlambat atau belakangan masuknya wabah Covid-19.

Baca juga: Pakar Peringatkan, Indonesia dan India Berpotensi Jadi Episenter Baru Covid-19

Jadi, Indonesia seharusnya sudah bisa mengambil pembelajaran dari apa yang terjadi dan sudah dilakukan di banyak negara.

Terutama perihal kebijakan apa saja yang salah, yang sebaiknya tidak dilakukan atau bahkan sangat perlu dilakukan seperti di negara lain untuk mencegah episenter ini terjadi di negara Indonesia.

Diah juga menyebutkan setidaknya ada dua hal besar yang bisa dilakukan oleh Indonesia mencegah prediksi potensi jadi episenter baru corona itu terjadi.

Baca juga: Virus Corona Covid-19 Memperparah Asma, Ini yang Perlu Diketahui

1. Masif testing

Contoh negara yang baik dalam menangani persoalan Covid-19 adalah Korea Selatan (Korsel) dan Jerman, dengan melakukan masif testing atau tes masal pada warga negaranya.

"Contoh Korsel, melakukan masif testing dengan sangat besar. Kita arahnya harus ke sana," ujar dia.

Contoh dalam melakukan tes masal ini, akan kemudian menjadikan Indonesia berhati-hati menyiapkan alat, menyiapkan tenaga kerja dan agar menekan angka kematian akibat Covid-19.

Para pakar dan ahli medis juga selalu menyebutkan masif testing yang langsung menyasar ke virus corona, SARS-CoV-2 sebagai penyebab Covid-19 memang sangat diperlukan dalam menangani kasus Covid-19 ini.

Test PCR adalah golden standar dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2. Sementara rapid testing hanya menyasar pada antibodi yang dimiliki oleh orang yang dilakukan tes, dan masih butuh kepastian dalam tes laboratorium atau PCR test.

2. Peran masyarakat sipil

Diah berkata, untuk di Indonesia sendiri masih banyak hal yang bisa dikerjakan, tidak hanya oleh pemerintah, tetapi masyarakat sipil secara umum juga bisa terlibat mengerjakan banyak hal.

Pemerintah dan semua instansi harus bekerjasama dan berkoordinasi dengan baik, baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat. Begitu juga dengan komunitas dan masyarakat juga diharapkan dapat bekerjasama.

Baca juga: Setelah Rapid Test, Tes PCR Diperlukan untuk Pastikan Virus Corona

"Keberhasilan di China (dalam menangani Covid-19) adalah karena masyarakatnya bekerjasama di dalam karantina itu," kata Diah.

Masyarakat di China berperan banyak hal dalam masa karantina wilayah atau lockdown dilakukan.

  • Memastikan suplai chain berjalan
  • Menyiapkan, memastikan orang di karantina mendapatkan makanan
  • Memastikan ada usaha yang lebih bagus dilakukan masyakarat sipil dan terkoordinasi dengan baik

"Saya rasa dua hal besar (untuk mencegah Indonesia jadi episentrum baru corona) ini harus bekerjasama dan sebagai masyarakat sipil harus melihat gap yang ada di pemerintah, dan kemudian itu yang dikerjakan dan diisini oleh masyarakat sipil," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com