Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/04/2020, 09:08 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Dalam konferensi pers di Jenewa Rabu (1/4/2020), Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mempredisksi bahwa dalam beberapa hari ke depan angka kasus terinfeksi virus corona yang dikonfirmasi akan mencapai 1 juta dan jumlah kematian akibat corona mencapai 50.000.

Baru dua hari Tedros mengatakan hal tersebut, pagi ini angka kasus teronfirmasi Covid-19 memang sudah mencapai lebih dari satu juta dan angka kematian lebih dari 50.000 kasus.

Menurut data worldmeters, pada pukul 8.34 WIB, jumlah kasus corona yang terkonfirmasi mencapai 1,015,466 dan yang meninggal tercatat sudah 53.190 pasien.

Seperti dikatakan Tedros dalam konferensi pers, pertumbuhan kasus baru dan penyebaran virus corona terjadi begitu cepat dalam lima minggu terakhir.

WHO mengakui bahwa jumlah kasus yang dilaporkan di Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan tidak setinggi negara-negara lain. Akan tetapi, negara-negara ini rentan mengalami dampak sosial, ekonomis, dan politis yang serius akibat Covid-19.

Baca juga: WHO: Jumlah Kasus Corona Global Akan Capai 1 Juta dalam Beberapa Hari

Kilas balik virus corona Covid-19

Virus corona jenis baru yang menyebabkan penyakit Covid-19, pertama kali diidentifikasi di Wuhan pada 31 Desember 2020.

Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan, China dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui etiologinya.

Awalnya terdapat 27 kasus kemudian meningkat menjadi 59 kasus, dengan usia antara 12-59 tahun.

"Terdapat laporan kematian pertama terkait kasus pneumonia ini, pasien usia 61 tahun dengan penyakit penyerta yaitu penyakit liver kronis dan tumor abdomen atau perut," tulis Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com.

Dari 50 pasien lainnya yang sedang menjalani perawatan, dua pasien sudah dinyatakan boleh pulang dan tujuh pasien masih dalam kondisi yang serius.

Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah). Sampel virus diambil dari seorang pasien AS yang terinfeksi. Para ahli menambahkan gambar agar lebih tampak. Gambar mikroskop elektron pemindai ini menunjukkan virus corona Wuhan atau Covid-19 (kuning) di antara sel manusia (merah). Sampel virus diambil dari seorang pasien AS yang terinfeksi. Para ahli menambahkan gambar agar lebih tampak.

Hasil pengkajian menduga kuat bahwa etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan sudah pernah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003.

Namun, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yang berbeda dari SARS-coronavirus dan MERS-coronavirus.

Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek, dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS.

Beberapa coronavirus diketahui beredar diperedaran darah hewan.

Virus yang kemudian dikonfirmasi sebagai virus jenis baru SARS-CoV-2 dan menyebabkan Covid-19 awalnya pun diyakini disebarkan oleh hewan seperti kelelawar, ular, hingga trenggiling.

Barulah pada pertengahan Januari, dikabarkan virus corona baru dapat menyebar antar-manusia.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Menurut WHO ini Rerata Waktu Penyembuhan Corona

Perbedaan dengan SARS

Di awal kemunculannya, Civdi-19 sering dianggap sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), penyakit yang sempat mewabah dan pertama kali diidentifikasi pada 2003.

Menurut WHO, SARS kemungkinan besar berasal dari hewan kelelawar yang menyebar ke hewan lain, seperti luwak. Selain hewan, SARS juga dapat menular ke manusia.

Virus ini pertama kali diidentifikasi menyerang manusia pada 2002, tepatnya warga yang tinggal di Provinsi Guangdong, China.

Epidemi SARS memengaruhi 26 negara dan terdapat lebih dari 8.000 kasus pada 2003.

Ini sangat berbeda dengan Covid-19. Pasalnya, jika SARS disebut epidemi, maka status Covid-19 resmi disebut pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2020.

Peningkatan status Covid-19 menjadi pandemi global karena dalam waktu tiga bulan penyakit ini telah menginfeksi lebih dari 126.000 orang di 123 negara.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com