Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/03/2020, 17:31 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Hand sanitizer dinilai lebih praktis untuk membersihkan tangan dari kontaminasi kuman, bakteri, serta sebagai antisipasi dari virus corona. Namun, ahli tidak menganjurkan pembuatan secara mandiri.

Sejak wabah virus corona meluas dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan sebagai pandemi, kelangkaan alat medis dan kesehatan lainnya menjadi fenomena yang mengkhawatirkan.

Tidak hanya masker, tetapi juga hand sanitizer yang dimanfaatkan sebagai pencegahan terhadap penularan virus corona, SARS-CoV-2 yang tengah mewabah saat ini.

Langka dan mahalnya hand sanitaizer, membuat masyarakat berinisiatif untuk membuatnya sendiri. 

Baca juga: Cegah Covid-19, Ini 5 Penjelasan BPOM Terkait Produk Hand Sanitizer

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengimbau agar masyarakat tidak membuat sendiri hand sanitizer.

"Ada standarnya dalam membuat hand sanitizer. Kepada masyarakat kalau tidak memiliki pengetahuian tentang pembuatan hand sanitizer, jangan membuat sendiri," ujar Profesor Ari, dalam konferensi pers daring #FKUIPeduliCOVID19, Jumat (20/3/2020).

Sebab, kata Prof Ari, dalam membuat hand sanitizer terdapat takaran dan komposisi yang tepat, karena produk ini mengandung bahan-bahan kimia. Di antaranya alkohol 95 persen, gliserol, H2O2 dan beberapa zat kimia lainnya.

"Sekali lagi, kami tidak menganjurkan kepada masyarakat untuk membuatnya sendiri," tegas Prof Ari.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Hand Sanitizer, Sudah Ada Sejak 1966

Dalam pembuatan hand sanitizer, alkohol yang digunakan memiliki standarisasi kadar 95 persen. Beberapa penelitian menyebutkan, kata Prof Ari, alkohol 95 persen mampu membunuh virus dalam waktu satu menit.

"Oleh karena itu, kalau kita menggunakan hand sanitizer, didiamkan dulu satu menit," imbuh Prof Ari.

Imbauan produksi hand sanitizer untuk institusi

Saat ini, kata Prof Ari, sejumlah dokter dan perawat mulai mengeluhkan kekurangan stok hand sanitizer. Padahal, bagi tenaga medis, ini adalah kebutuhan yang sangat mendesak.

FKUI telah mencoba membuat hand sanitizer untuk memenuhi kebutuhan tim medis di rumah sakit yang merawat pasien-pasien Covid-19.

"Kami coba memberikan informasi ini lebih luas untuk kepentingan lokal. Akhirnya kami berikan (hand sanitizer) ini secara gratis," jelas Prof Ari.

Kini proyek tersebut diambil alih oleh Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI). Produk hand sanitizer ini kemudian akan didistribusikan oleh para alumni tersebut.

Baca juga: Antisipasi Corona, Efektifkan Hand Sanitizer Lindungi Diri dari Penyakit?

"Baru saja kami mendapatkan informasi, sudah ada 600 liter hand sanitizer yang diproduksi. Dan sebagian besar telah diberikan kepada dokter-dokter di RSCM, RS Persahabatan, yang tengah menangani pasien-pasien Covid-19," sambung Prof Ari.

Kendati demikian, dia mengimbau agar institusi-institusi pendidikan di seluruh Indonesia, yang memiliki laboratorium kimia, untuk membantu masyarakat menyediakan hand sanitizer.

"Karena memang mungkin hand sanitizer sekarang harganya mahal. Jadi tolong untuk masyarakat jangan membuat hand sanitizer sendiri, di kami pun yang membuat adalah departemen kimia," kata Prof Ari.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com