Kalau pun mereka berhasil pulih kembali dari fase ini, infeksi SARS-CoV-2, seperti infeksi SARS, meninggalkan kerusakan permanen berupa lubang-lubang pada paru-paru.
Lubang-lubang ini, menurut Matthew B Frieman dari University of Maryland School of Medicine, terbentuk akibat respons hiperaktif dari sistem imunitas yang menyebabkan luka-luka untuk melindungi dan memperkeras paru-paru.
Namun, lubang-lubang ini membuat pasien tidak bsia bernapas sendiri dan harus menggunakan ventilator.
Di saat yang sama, pembengkakan akibat sistem imunitas yang berlebihan membuat membran yang berada di atas kantung udara dan pembuluh darah menjadi lebih mudah ditembus. Ini membuat paru-paru terisi cairan dan memperberat kinerja paru untuk mengoksigenasi darah.
"Pada kasus-kasus terparah, paru-paru Anda kebanjiran dan Anda tidak bisa bernapas. Inilah yang membuat orang-orang meninggal (akibat Covid-19)," ujar Frieman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.