Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Seperti Apa Petunjuk Baru Penyebab Punahnya Hiu Purba Megalodon?

KOMPAS.com - Sebuah analisis baru menunjukkan penyebab punahnya hiu purba Megalodon (Otodus megalodon).

Dalam studi baru tersebut peneliti menemukan petunjuk bahwa suhu tubuh hiu purba megalodon, salah satu predator terkuat yang pernah mengintai lautan ini, mungkin telah berkontribusi pada kepunahannya.

Petunjuk punahnya hiu purba megalodon

Dikutip dari Science Alert, Selasa (27/6/2023) berdasarkan gigi megalodon yang ditinggalkan, peneliti menemukan hiu raksasa yang telah punah setidaknya sebagian berdarah panas, seperti beberapa hiu saat ini.

Akan tetapi, sifat yang memberi predator keunggulan sebagai pemburu, ternyata bisa membuat mereka rentan terhadap kepunahan saat dunia di sekitar mereka berubah.

"Hasil kami menunjukkan bahwa O.megalodon memiliki suhu tubuh yang lebih hangat secara keseluruhan dibandingkan dengan lingkungan sekitar dan spesies hiu lain yang hidup berdampingan," tulis tim peneliti dalam studi mereka.

"Ukuran tubuh raksasa dengan biaya metabolisme yang tinggi karena memiliki suhu tubuh lebih hangat mungkin telah berkontribusi pada kerentanan spesies Otodus terhadap kepunahan jika dibandingkan dengan hiu simpatrik lainnya yang selamat dari zaman Pliosen," terang peneliti lagi.

Hiu purba megalodon muncul dalam catatan fosil 23 juta tahun yang lalu dan kemudian menghilang atau punah 3,6 juta tahun kemudian.

Namun selama 20 juta keberadaannya di planet ini, hiu raksasa tersebut diperkirakan telah meneror lautan.

Sayangnya, megalodon tidak banyak meninggalkan banyak bukti karena hiu sebagian besar terbuat dari jaringan lunak sehingga yang tertinggal hanya sekumpulan gigi dan tulang belakang raksasa.

Selain itu, tidak banyak hal lain yang bisa kita ketahui seperti misalnya rupa hiu, berotot ataukah ramping.

Untungnya, dari gigi megalodon peneliti bisa mengetahui beberapa informasi mengenai kehidupan mereka. Seperti halnya yang dilakukan peneliti dalam studi ini yang mempelajari suhu tubuh megalodon.

Hiu megalodon hewan berdarah panas

Setelah mempelajari dan membandingkan dengan hewan seperti hiu dan cetacea yang hidup di saat ini, serta fosil hewan sezaman dengan hiu purba raksasa tersebut, peneliti akhirnya merekonstruksi profil suhu megalodon.

Mereka menemukan bahwa megalodon dapat menaikkan suhu tubuhnya sekitar 7 derajat Celsius, dengan kata lain itu adalah endotermik.

Ini membuat otot dan otak renang mereka hangat dan meningkatkan metabolisme mereka.

Mereka bisa berenang lebih cepat, bertahan di lingkungan yang lebih dingin, dan berburu serta mencerna makanan dengan lebih efisien.

Akan tetapi keuntungan yang mereka harus dibayar dengan mahal.

Sebagai predator raksasa di puncak rantai makanan, megalodon akan mengeluarkan energi yang besar untuk metabolisme mereka, yang diakibatkan oleh fisiologi endotermik regionalnya.

Itu masih ditambah lagi dengan diet tingkat trofik teratasnya, sehingga permintaan bioenerginya tinggi.

"Keseimbangan energi ini mungkin berada dalam bahaya ketika habitat pantai yang produktif berkurang dan ada pergeseran yang menyertai lanskap mangsa karena perubahan permukaan laut Pliosen," papar peneliti.

Ini, kata para peneliti, menunjukkan bahwa hiu purba megalodon besar pun tidak kebal terhadap perubahan iklim.

Oleh karena itu, lebih banyak upaya harus dilakukan untuk melindungi hiu modern yang kita miliki selagi masih ada waktu untuk melakukannya.

Penelitian tentang petunjuk baru yang mengungkapkan penyebab punahnya hiu purba megalodon ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/06/29/093000923/seperti-apa-petunjuk-baru-penyebab-punahnya-hiu-purba-megalodon-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke