Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta Vaksin Cansino, dari Soal Sel Ginjal Embrio Manusia hingga KIPI

KOMPAS.com - Vaksin Cansino kini sedang menjadi bahan pembicaraan karena disebut mengandung ginjal embrio bayi manusia.

Hal ini karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru saja mengeluarkan fatwa haram untuk vaksin ini.

“Ketentuan hukum vaksin Covid-19 produk Cansino hukumnya haran karena dalam tahao proses produksinya memanfaatkan bagian anggota tubuh manusia (juz’minal insan) yaitu sel yang berasal dari ginjal embrio bayi manusia,” ujar fatwa yang ditandatangani oleh ketua Komisi Fatwa MUI Hasanuddin, seperti dikutip Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Apa itu vaksin Cansino?

Meski sering disebut sebagai vaksin Cansino, sebetulnya nama vaksin ini adalah Convidecia. Vaksin Convidecia dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology.

Di Indonesia, vaksin ini telah didaftarkan oleh PT Bio Farma sebagai pemegang EUA yang akan bertanggung jawab untuk penjaminan keamanan, khasiat, dan mutunya.

Benarkah mengandung ginjal embrio bayi manusia?

Terkait rumor bahwa vaksin Cansino mengandung ginjal embrio bayi manusia, Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki, Hadinegoro, dr., SpA(K) mengatakan bahwa produk jadi vaksin Covid-19 merek Concivecia produksi Cansino Biologics Inc tidak mengandung unsur ginjal embrio bayi manusia.

“Itu tidak benar,” kata Prof Sri kepada Kompas.com, Senin (4/7/2022).

Saat dihubungi terpisah, Ahli Virologi Ahmad Utomo juga berkata bahwa tidak ada kandungan unsur ginjal embrio bayi manusia pada produk jadi vaksin Cansino tersebut.

Ia menjelaskan, unsur ginjal embrio bayi manusia itu hanya dipergunakan dalam proses perbanyakan virus dan sel-sel di tahapan pembuatan vaksin tersebut.

Adapun unsur yang digunakan adalah Sel HEK293 human embryonic kidney (sel HEK293 ginjal embrio manusia). Sel HEK293 ini didapatkan dari turunan sel bayi yang diaborsi secara legal di tahun 1973.

Menurut Ahmad, sel ini umumnya digunakan untuk produksi vaksin, seperti untuk propagasi vaksin adenovirus. Setelah digunakan untuk memperbanyak sel-sel dan virus-virus, sel HEK293 akan dilepaskan dengan bantuan trypsin ketika produksinya telah memenuhi cawan di laboratorium.

Dengan begitu, hasil jadi produk vaksin tersebut sudah tidak ada lagi kandungan unsur ginjal embrio bayi manusia tersebut.

ITAGI telah bekerjasama dengan berbagai pihak terkait yang berwenang seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) untuk melakukan kajian dan analisis terkait vaksinasi apapun itu, termasuk vaksin Covid-19, termasuk unsur-unsur kandungan di dalam vaksin itu.

Efikasi Vaksin Convidecia (Vaksin Cansino)

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM), Penny K Lukito dalam keterangan resminya pada 7 September 2021 telah menerbitkan EUA bagi produk vaksin Covid-19 merek Vaksin Convidecia ini karena efektifitasnya yang baik.

Dalam kesempatan itu, sebenarnya Badan POM juga mengeluarkan EUA untuk produk Janseen Covid-19 Vaccine.

“Badan POM selalu berkolaborasi bersama para pakar dalam memastikan penemuan standar keamanan, khasiat, dan mutu vaksin. Kami melibatkan para pakar di bidang farmakologi, imunologi, klinisi, apoteker, epidemiologi, virologi, dan biomedik yang tergabung dalam tim Komite Nasional Penilaian Khsusus Vaksin Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), ITAGI, serta asosiasi klinisi terkait,” jelasnya.

Berdasarkan data interim studi klinik fase 3, pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi Vaksin Convidecia atau Vaksin Cansino pada subjek di atas usia 18 tahun telah melampaui standar yang ada.

Efikasi vaksin Cansino untuk perlindungan pada semua gejala Covid-19 adalah sebesar 65,3 persen dan untuk perlindungan terhadap kasus Covid-19 berat adalah 90,1 persen.

KIPI Vaksin Cansino

Sementara itu, dalam hasil kajian dari sisi keamanan, secara umum didapatkan bahwa Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) dari pemberian Vaksin Cansino menunjukkan reaksi ringan hingga sedang.

KIPI lokal yang umum terjadi antara lain seperti nyeri, kemerahan, dan pembengkakan. Kemudian, KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah (fatigue), nyeri otot (myalgia), mengantuk, mual (nausea), muntah, demam (pyrexia) dan diare.

Tidak hanya itu, dari sisi mutu vaksin, Badan POM telah melakukan penilaian dengan mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin yang berlaku secara internasional dan juga hasil evaluasi terhadap aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) terhadap sarana produksi di Negara asal.

Penny menegaskan, hasil mutu vaksin dari vaksin Cansino ini telah memenuhi standar persyaratan mutu.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/05/120000723/fakta-vaksin-cansino-dari-soal-sel-ginjal-embrio-manusia-hingga-kipi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke