Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tanda Bahaya Infeksi Omicron yang Harus Diwaspadai, Apa Saja?

Melansir informasi resmi, pada 13 Februari 2022, kasus konfirmasi harian turun 10.683 kasus menjadi 44.526 kasus dari 55.209 kasus sehari sebelumnya.

Ini menjadi pertama kalinya kasus konfirmasi nasional turun, semenjak Indonesia menyatakan masuk dominasi penyebaran varian Omicron akhir Januari 2022 lalu.

Tanda bahaya Omicron

Meski demikian, jika Anda terinfeksi Omicron, epidemiolog dari Griffith University School of Medicine Dicky Budiman, MDM M.Sc.PH menyampaikan, Anda perlu segera menemui dokter apabila mengalami sejumlah gejala klinis seperti demam tinggi lebih dari tiga hari, sesak napas atau napas pendek, saturasi oksigen kurang dari 93 persen, hingga nyeri atau tekanan di dada yang menetap.

Selain itu, orang yang mengalami disorientasi atau kebingungan, tidak mampu bangun, tidak mampu istirahat atau tidur, kekurangan cairan, dan kulit, bibir, atau kuku pucat/biru, juga sebaiknya segera mendapatkan penanganan medis.

Berikut beberapa hal yangharus dilakukan saat terinfeksi varian Omicron, antara lain:

  • Orang yang telah melakukan vaksinasi

Bagi yang telah mendapatkan vaksinasi, dengan hasil positif Covid-19 dan bergejala dapat melakukan isolasi mandiri selama tujuh har, sementara kasus kontak dapat karantina selama lima hari.

Bagi orang yang telah divaksinasi terus pantau gejala demam tinggi dan sulit napas. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, jaga kebugaran, jaga kebutuhan cairan, dan konsumsi obat pereda gejala.

Selain itu, konsultasi rutin dengan nakes secara online dan jangan percaya hoaks atau kabar yang tidak benar.

  • Orang yang belum vaksinasi

Sementara itu, pasien terinfeksi Omicron yang belum melakukan vaksinasi dapat membatasi kontak fisik dan segera periksa ke dokter.


Strategi pengendalian Omicron

Dicky mengatakan, bahwa keberhasilan pengendalian pandemi ditentukan oleh kecepatan, ketepatan, dan kekuatan respons sejak awal yang dilaksanakan dengan konsisten.

Menurut dia, seluruh hal tersebut dibangun dengan komunikasi risiko yang baik sehingga didukung oleh semua pihak.

“Sebagus apa pun strategi pengendalian pandemi akan gagal atau tidak optimal jika minim dukungan dalam pelaksanaan,” ujar Dicky kepada Kompas.com, Senin (14/2/2022).

Dicky menambahkan, terdapat empat strategi untuk meredam penyebaran varian Omicron, sebagai berikut:

1. Deteksi dini kasus infeksi

Deteksi dini kasus infeksi corona dapat dilakukan dengan tes tracing, tracing, dan skrining.

2. Cegah kasus impor

Ini dilakukan dengan tes RT-PCR dalam kurun waktu 24 jam sebelum terbang dan saat kedatangan, termasuk RT-PCR ulang ketika melakukan karantina.

3. Meredam penyebaran domestik

Mengurangi penyebaran domestik dilakukan dengan tes tracking, tracing, surveilans, dan literasi. Selain itu, dilakukan pemaksimalan kegiatan di luar ruangan, pembatasan aktivitas dan kapasitas, termasuk work from home (WFH).

4. Perkuat perlindungan diri

Memperkuat perlindungan diri dilakukan dengan vaksinasi dan booster, masker N95, tes dan karantina jika kontak atau bergajala. Jaga kebersihan diri dan lingkungan, pola hidup sehat, ventilasi, dan sirkulasi.

Mencegah infeksi

Beberapa cara dapat dilakukan untuk mencegah terpapar Omicron, seperti vaksinasi, memakai masker tiga lapis atau N95, membatasi mobilitas, dan membatasi kontak fisik.

Selain itu, dapat diprioritaskan kegiatan daring, aktivitas luar ruangan, meningkatkan sirkulasi udara, menambah ventilasi ruangan, dan memanfaatkan pesan antar makanan.

Tetap konsumsi makanan gizi seimbang dan minum air yang cukup, menjaga kebugaran, dan menjauhi hoaks.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/14/163000323/tanda-bahaya-infeksi-omicron-yang-harus-diwaspadai-apa-saja-

Terkini Lainnya

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Studi: Mimpi Buruk Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Autoimun

Oh Begitu
Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Kenapa Kita Tidak Boleh Mengambil Cangkang Kerang dari Pantai?

Oh Begitu
Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Ilmuwan Cari Tahu Usia Lumba-lumba Lewat Kotoran

Oh Begitu
5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

5 Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia

Oh Begitu
Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Seberapa Bahaya Turbulensi Pesawat Terbang?

Oh Begitu
Bagaimana Bahasa Berkembang?

Bagaimana Bahasa Berkembang?

Fenomena
Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Obat Penumbuh Gigi Segera Diuji pada Manusia

Fenomena
Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Apakah Aturan Sebelum 5 Detik itu Benar? Sains Punya Jawabannya

Oh Begitu
Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Perubahan Iklim Terbukti Ganggu Kesehatan Saraf

Fenomena
Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Bagaimana Manusia Prasejarah Mengolah Logam?

Fenomena
Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Mengapa Kita Suka Bernyanyi di Kamar Mandi?

Kita
Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Bisakah Evolusi Menghadirkan Kembali Dinosaurus?

Oh Begitu
Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Mengapa Beberapa Orang Bersikap Jahat di Internet? Psikologi Jelaskan

Kita
Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Platipus Tidak Punya Perut, Kenapa Begitu?

Oh Begitu
Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Hewan Apa yang Tercepat di Lautan?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke