Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

WHO: Polusi Udara Masuk Daftar Ancaman Lingkungan Terbesar Dunia

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara tegas mengungkapkan, polusi udara telah dimasukkan dalam daftar ancaman lingkungan terbesar dunia.

Polusi udara adalah salah satu ancaman lingkungan terbesar bagi kesehatan manusia, di samping perubahan iklim.

Peningkatan kualitas udara dapat meningkatkan upaya mitigasi perubahan iklim, sementara pengurangan emisi pada bagiannya akan meningkatkan kualitas udara.

Dengan berjuang untuk mencapai tingkat pedoman ini, negara-negara dapat melindungi kesehatan masyarakat sekaligus mengurangi perubahan iklim global.

Adapun, pernyataan memasukkan polusi udara sebagai ancaman kesehatan terbesar dunia ini diambil oleh WHO berdasarkan bukti yang jelas dari pedoman Kualitas Udara Global (AQG).

Pedoman ini tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh polusi udara pada kesehatan dunia, bahkan pada konsentrasi polutan yang lebih rendah daripada yang dibuat sebelumnya.

Sejak pedoman terakhir WHO pada tahun 2005, terjadi peningkatan nyata atas bukti-bukti yang menunjukkan bagaimana dampak polusi udara pada kesehatan.

Tak hanya menjadi ancaman lingkungan terbesar di dunia, polusi udara telah memberikan pengaruh terhadap berbagai aspek kesehatan.

Untuk alasan itu, dan setelah tinjauan sistematis dari akumulasi bukti yang dikumpulkan, WHO telah menyesuaikan hampir semua tingkat AQG, dan mengingatkan bahwa jika melampaui pedoman kualitas udara yang baru dapat membawa risiko yang signifikan terhadap kesehatan.

Pada saat yang sama, mematuhi pedoman yang baru dapat menyelamatkan jutaan nyawa.

"Polusi udara merupakan ancaman bagi kesehatan di semua negara, tetapi paling parahnmenyerang orang-orang di negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam keterangan resminya, Kamis (23/9/021).

"Pedoman Kualitas Udara Baru WHO adalah berbasis alat bukti dan praktik untuk meningkatkan kualitas udara di mana semua kehidupan bergantung. Saya mendesak semua negara dan semua yang berjuang untuk melindungi lingkungan kita untuk menggunakannya guna mengurangi penderitaan dan menyelamatkan nyawa," tambahnya.

Ditambahkan Direktur Regional WHO untuk Eropa, Dr Hans Henri P Kluge, setiap tahun, WHO memperkirakan bahwa jutaan kematian disebabkan oleh dampak polusi udara, terutama dari penyakit tidak menular.

Udara bersih harus menjadi hak asasi manusia yang mendasar dan kondisi yang diperlukan untuk masyarakat yang sehat dan produktif.

Namun, kata dia, terlepas dari beberapa perbaikan kualitas udara selama tiga dekade terakhir, jutaan orang terus meninggal sebelum waktunya, dan seringkali mempengaruhi populasi yang paling rentan dan terpinggirkan.

"Kami tahu besarnya masalah dan kami tahu bagaimana menyelesaikannya. Pedoman yang diperbarui ini memberikan bukti kuat kepada pembuat kebijakan dan alat yang diperlukan untuk mengatasi beban kesehatan jangka panjang ini," imbuh Kluge.

Rekomendasi tingkat kualitas udara

Pedoman baru WHO merekomendasikan tingkat kualitas udara untuk 6 polutan, di mana bukti telah menunjukkan efek kesehatan paling tinggi dari paparan polutan tersebut.

Ketika tindakan diambil pada apa yang disebut polutan klasik -partikulat (PM), ozon (0.), nitrogen dioksida (NO2) sulfur dioksida (50) dan karbon monoksida (Co), hal itu tentunya akan berdampak pada polutan merusak lainnya.

Risiko kesehatan yang terkait dengan partikel yang berdiameter sama atau lebih kecil dari 10 dan 2,5 mikron (um) (masing-masing PM 10 dan PM 2.5) memiliki relevansi kesehatan tertentu pada masyarakat.

Baik PM 2.5 dan PM 10, sama-sama mampu menembus jauh ke dalam paru-paru. Akan tetapi PM 2.5 juga dapat memasuki aliran darah, yang terutama mengakibatkan dampak pada kardiovaskuler dan pernapasan, serta mempengaruhi organ lain.

PM biasanya dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar di berbagai sektor, termasuk transportasi, energi, rumah tangga, industri, dan dari pertanian.

Bahkan, pada tahun 2013, polusi udara luar ruang dan partikulat diklasifikasikan sebagai karsinogenik oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC) WHO.

Pedoman Kualitas Udara WHO terbaru juga menyoroti praktik yang baik untuk pengelolaan jenis partikel tertentu.

Misalnya, karbon hitam atau karbon unsur, partikel ultra halus, partikel yang berasal dari badai pasir dan debu, yang saat ini sudah ada bukti kuantitatif untuk menetapkan tingkat pedoman kualitas udara.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/24/080000723/who--polusi-udara-masuk-daftar-ancaman-lingkungan-terbesar-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke