Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Reboisasi Pesisir, Selamatkan Terumbu Karang dari Kerusakan

KOMPAS.com - Terumbu karang merupakan sekelompok hewan dari ordo Scleractinia, yang bisa diselamatkan dari kerusakan melalui reboisasi di daerah pesisir pantai.

Dilansir dari Science Daily, Selasa (21/9/2021), sebuah studi menemukan bahwa reboisasi pesisir dapat berkontribusi untuk mengurangi jumlah limpasan sedimen yang mencapai terumbu karang.

Terumbu karang adalah bagian penting dalam ekosistem laut, yang berpotensi terkena dampak perubahan iklim.

Sedimen merupakan bahan utama pembentuk morfologi pesisir yang berasal dari pecahan batuan karena pelapukan secara fisik, kimiawi atau biologis.

Studi yang telah diunggah di Jurnal Global Change Biology tersebut menganalisis lebih dari 5.500 wilayah pesisir di seluruh dunia.

Dari analisis yang telah dilakukan, mereka mendapatkan hasil bahwa hampir 85 persen limpasan sedimen larut ke terumbu karang.

Hal ini merupakan ancaman paling serius kedua yang dihadapi terumbu karang di seluruh dunia selain karena perubahan iklim.

"Peningkatan sedimentasi dapat menyebabkan ekosistem perairan menjadi lebih sensitif terhadap tekanan panas, yang menurunkan ketahanan karang terhadap tekanan yang disebabkan oleh perubahan iklim," kata Dr. Suárez-Castro dari Pusat Ilmu Keanekaragaman Hayati dan Konservasi University of Queensland, Australia, sekaligus salah satu penulis.

Limpasan sedimen yang berlebihan dari pembukaan lahan serta polusi agrikimia di sepanjang garis pantai juga berdampak pada pengurangan tingkat cahaya dalam jumlah besar.

Padahal, pencahayaan yang baik merupakan kunci untuk pertumbuhan dan reproduksi terumbu karang dan lamun, tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat tumbuh dengan baik dalam lingkungan laut dangkal.

Karenanya, Suárez-Castro dan tim peneliti mengusulkan solusi melalui komitmen yang dilakukan oleh negara-negara untuk melakukan reboisasi hutan dan lahan di wilayah pesisir guna membantu mengurangi limpasan sedimen.

Para peneliti menilai bahwa reboisasi pesisir selamatkan terumbu karang dari kerusakan yang dapat disebabkan oleh limpasan sediman.

"Reboisasi sangat penting karena menjaga stabilitas tanah yang sangat penting dalam membatasi risiko erosi, juga membantu menjebak lebih banyak sedimen dan mencegahnya mencapai sistem perairan," ujarnya.

Prediksinya, jika rata-rata 1000 hektare hutan per cekungan pantai kembali ditanami pohon, limpasan sedimen yang mencapai terumbu karang akan berkurang hingga rata-rata 8,5 persen di antara 63.000 km persegi terumbu.

Kendati demikian, upaya selamatkan terumbu karang dengan reboisasi pesisir ini menjadi tantangan bagi negara dan pemerintah, meskipun manfaat dari reboisasi lahan sudah sangat jelas.

"Sangat menggembirakan melihat banyak negara dengan keanekaragaman karang yang tinggi melakukan restorasi lahan yang luas, namun biaya reboisasi, serta hambatan politik dan sosial dapat membuat sulit untuk mencapai tujuan ambisius ini," tambah Suárez-Castro.

Mereka berharap pihak berwenang setempat dapat mengidentifikasi area yang harus direboisasi untuk memberikan manfaat pada terumbu karang.

Misalnya, Perjanjian Iklim Paris yang mampu membawa reboisasi hutan ke garis depan diskusi konservasi global.

Melalui studi ini, Suárez-Castro dan tim kembali berharap bahwa temuan mereka dapat memfasilitasi pembahasan informatif dan mendidik tentang pentingnya pendekatan darat dan laut yang lebih terintegrasi. 

Terlebih mengingat setiap upaya untuk melestarikan habitat dan spesies laut kemungkinan tidak akan efektif apabila hubungan antara darat dan laut tidak diakui dan dikelola secara terpisah.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/09/21/170300923/reboisasi-pesisir-selamatkan-terumbu-karang-dari-kerusakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke