Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Endemi dan Bedanya dengan Pandemi? Pakar Sebut Covid-19 akan Jadi Endemi

KOMPAS.com - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan bahwa pandemi virus corona akan berubah statusnya menjadi endemi.

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (19/8/2021), Wiku mengatakan bahwa pandemi ini akan berubah menjadi endemi apabila situasinya sudah dapat terkendali.

Kendati demikian, bukan berarti dengan statusnya menjadi endemi, virus corona penyebab Covid-19 ini akan hilang sepenuhnya, melainkan kasusnya saja yang sudah bisa terkendali.

Lebih lanjut Wiku menjelaskan, beberapa indikator bahwa status pandemi Covid-19 bisa berubah menjadi endemi, antara lain sebagai berikut.

  1. Meningkatnya kekebalan tubuh masyarakat terhadap virus corona.
  2. Menurunnya angka infeksi alamiah, sehingga jumlah pasien yang dirawat dan angka kematian Covid-19 menurun.

Pengendalian dan penurunan kasus Covid-19, kata Wiku, dapat diturunkan dengan berbagai upaya. Seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kampanye 3M, serta 3T, percepatan vaksinasi Covid-19.

Dikutip dari Public Health Columbia, Sabtu (21/8/2021), pandemi virus corona yang telah mewabah sejak awal tahun 2020 hingga saat ini adalah model yang sempurna untuk memahami apa itu pandemi dan bagaimana dampaknya terhadap kehidupan dalam skala global.

Lantas, apa itu endemi dan perbedaan endemi dan pandemi?

Sebelum melihat perbedaan endemi dan pandemi, berikut pengertian tentang keduanya.

Endemi adalah wabah penyakit yang secara konsisten ada, tetapi terbatas pada wilayah tertentu, sehingga hal ini yang membuat penyebaran penyakit dan tingkat penularan dapat diprediksi.

Misalnya, penyakit malaria, dianggap endemi atau endemik di negara dan wilayah tertentu.

Istilah endemi berkaitan dengan epidemi, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), epidemi dalam istilah yang lebih luas, merujuk pada penyakit atau perilaku terkait kesehatan tertentu lainnya dengan tingkat yang jelas di atas kejadian yang diharapkan dalam suatu komunitas atau wilayah.

Berbeda dengan endemi yang secara konsisten penyakit akan selalu ada, pandemi adalah kondisi yang merujuk pada situasi pertumbuhan penyakit yang berkembang secara eksponensial, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini tampak dari cepatnya penyebaran Covid-19 yang berawal dari China hingga ke seluruh dunia.

Artinya, pandemi suatu penyakit ini menunjukkan tingkat pertumbuhan penularan atau penyebaran yang meroket, dan setiap hari kasus tumbuh lebih dari hari sebelumnya.

Dinyatakan sebagai pandemi, virus tidak ada hubungannya dengan virologi, kekebalan populasi, atau keparahan penyakit. Ini berarti virus mencakup wilayah yang luas, yang mempengaruhi beberapa negara dan populasi.

WHO mendefinisikan pandemi, epidemi, dan endemi atau endemi berdasarkan tingkat penyebaran penyakit.

Jadi, perbedaan antara epidemi dan pandemi bukanlah pada tingkat keparahan penyakitnya, tetapi sejauh mana penyebarannya.

Pandemi penyakit akan melintasi batas-batas internasional, yang bertentangan dengan epidemi regional.

Jangkauan geografis yang luas inilah yang membuat pandemi penyakit dapat menyebabkan gangguan sosial berskala besar, kerugian ekonomi, dan kesulitan umum.

Penting untuk dicatat bahwa epidemi atau penyakit yang telah menjadi endemi, yang pernah diumumkan pun dapat berkembang statusnya menjadi pandemi.

Kendati epidemi itu besar, penyebarannya juga umumnya terkendali atau diharapkan, sementara pandemi bersifat internasional dan di luar kendali.

Pandemi Covid-19 akan jadi endemi

Sama seperti penyakit-penyakit lain yang dulu pernah menjadi pandemi, sekarang statusnya berubah menjadi endemi.

Seperti diberitakan Kompas.com, (1/3/2021), WHO mengungkapkan bahwa penyakit Coronavirus Disease atau Covid-19 kelak akan menjadi endemik.

Oleh sebab itu, pakar WHO pun telah mengingatkan agar masyarakat dunia dapat belajar hidup berdampingan dengan Covid-19.

"Virus (corona) ditakdirkan akan menjadi endemi. Bahkan saat vaksin mulai diluncurkan," kata Profesor David Heymann, ketua kelompok penasihat strategis dan teknis WHO untuk bahaya infeksi.

Hal yang sama juga disampaikan pakar epidemiologi Griffith University Dicky Budiman, seperti diberitakan Kompas.com pada Maret lalu.

"Covid-19 akan cenderung selalu ada. Bisa 5 tahun atau lebih, Covid-19 akan menjadi penyakit endemik (endemi), seperti demam berdarah atau malaria," kata Dicky.

Lantas, kapan Covid-19 menjadi endemi?

Status pandemi Covid-19 menjadi endemi, menurut para ahli tentu tidak bisa dicapai dalam waktu dekat.

Seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (18/8/2021), Dicky mengatakan status pandemi Covid-19 baru akan dicabut oleh WHO tahun depan, namun itu juga masih bersifat kemungkinan.

Dicky juga mengungkapkan bahwa Covid-19 belum bisa disebut endemi Covid-19 pada tahun 2022.

"Pandemi ini bahkan baru akan berakhir paling cepat pertengahan tahun depan atau akhir tahun depan. Tapi, setelah itu dia akan menjadi epidemi dulu, karena ada beberapa negara yang masih mengalami masa krisis," imbuhnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/21/190300323/apa-itu-endemi-dan-bedanya-dengan-pandemi-pakar-sebut-covid-19-akan-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke