Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Varian Baru Virus Corona Terus Bermunculan, Begini Cara Menghindarinya

KOMPAS.com - Beberapa hari lalu pemerintah Indonesia mengumumkan varian B.1.1.7 masuk Indonesia. Ada dua kasus Covid-19 dengan varian ini.

Setelah B.1.1.7, kemarin Otoritas Kesehatan Australia mengumumkan mutasi Covid-19 asal Rusia di Queensland. Varian bernama B.1.1.317 dilaporkan menginfeksi seorang pasien yang baru datang dari luar negeri.

Tak hanya itu saja, sejumlah varian baru lain juga telah diumumkan banyak negara.

Varian B.1.351 yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan juga sudah muncul di Carolina Selatan dan Maryland.

Maraknya varian baru yang terus bermunculan di banyak negara bukan hal yang mengejutkan bagi para ilmuwan.

Bagaimanapun, semua jenis virus termasuk corona SARS-CoV-2 selalu berubah dan berkembang.

Ditambah lagi, penyebaran virus yang tidak terkendali di seluruh dunia membuat virus memiliki banyak kesempatan untuk terus bermutasi.

Apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi varian ini?

Prof. Amin Soebandrio, Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman mengatakan, varian-varian baru virus corona akan terus bermunculan.

Dia berkata, masing-masing varian virus corona memiliki karakteristik berbeda.

"Memang ada kekhawatiran, tapi belum ada bukti kuat apakah varian baru virus (corona) menimbulkan infeksi dengan gejala lebih berat atau bisa menimbulkan lebih banyak kematian," kata Prof. Amin kepada Kompas.com dihubungi Sabtu (6/3/2021).

"Walaupun memang sudah ada beberapa laporan (tentang kajian varian baru Covid-19), tapi itu masih dalam skala masih sedikit. Jadi belum signifikan," imbuh dia.

Artinya, hingga saat ini pun para ilmuwan di berbagai negara dan bidang terus berkerja keras untuk lebih memahami varian-varian baru Covid-19 yang terus bermunculan ini.

"Kadang-kadang varian itu hanya punya arti epidemiologi saja. Kalau kita lihat ada pergeseran. Misalnya dari Januari tahun lalu, (varian) dominan di Indonesia kan klet S dan sebagainya. Tapi seiring berjalannya waktu, sekarang banyaknya klet G," jelas Amin.


Untuk Indonesia, varian baru yang terdeteksi hingga saat ini adalah B.1.1.7 yang beberapa hari lalu diumumkan.

Sampai saat ini para ilmuwan Indonesia terus mengamati galur virus.

"Sampai siang tadi, semua yang sudah dilaporkan menunjukkan belum ada lagi varian baru. Baru dua (kasus) itu aja dari B.1.1.7," ungkapnya.

Cara melindungi diri

Prof. Amin menegaskan, untuk melindungi diri dari varian baru Covid-19 harus tetap menerapkan protokol kesehatan, 5M dan 3T.

"Dalam hal ini tidak ada perbedaan perlakuan. Apa yang harus dilakukan, 5M dan 3T itu harus. Tetap sama," kata Amin.

"Jadi terhadap varian yang biasa, varian Inggris, varian Afrika Selatan, varian Brasil, atau varian dari Rusia, apa yang harus kita lakukan itu tidak berbeda," tegas dia.

"Terapkan kewaspadaan universal. Kita enggak bisa beda-bedain (perlindungannya) karena kita juga enggak tahu, yang ada di sekililing kita itu varian yang mana. Kita baru bisa tahu di laboratorium."

Protokol kesehatan 5M yang dimaksud adalah:

  • Menjaga jarak 1-2 meter
  • Memakai masker
  • Mencuci tangan dengan sabun
  • Mengurangi mobilitas
  • Menghindari kerumunan

Sementara 3T adalah tindakan yang digalakkan pemerintah, yakni:

Vaksinasi

Berkaitan dengan vaksinasi dalam melawan varian baru Covid-19, Amin menegaskan bahwa vaksin yang ada di Indonesia saat ini dinilai masih efektif melawan varian baru tersebut.

"Untuk vaksinasi, sampai saat ini belum ada arahan untuk mengubah vaksin. Karena vaksin yang ada saat ini masih dianggap efektif," tutupnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/06/183300623/varian-baru-virus-corona-terus-bermunculan-begini-cara-menghindarinya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke