Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BMKG: Banjir Manado Bukan Tsunami, tapi Waspadai Potensi Gelombang Tinggi

Hal ini ditegaskan oleh Kepala Bidang Informasi Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo.

Menurut Eko, peristiwa naiknya air laut yang menyebabkan banjir di Pesisir Manado kemarin,  merupakan salah satu dampak cuaca ekstrem berupa hujan lebat, angin kencang hingga gelombang tinggi yang terjadi di wilayah Indonesia. 

"Jadi masyarakat tidak perlu panik dan tidak perlu mengungsi, tapi tetap waspada dan terus memantau serta memperhatikan update informasi cuaca terkini dari BMKG," kata Eko.

Sebagai informasi, banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Manado, Sulawesi Utara telah mengakibatkan 6 orang tewas dan 500 jiwa mengungsi.

Bencana hidrometeorologi yang terjadi pada Minggu (17/1/2021) tersebut terjadi merata di semua kelurahan di manado.

Di antaranya Kecamatan Tikala, Kecamatan Paal Dua, Kecamatan Malalayang, Kecamatan Sario, Kecamatan Bunaken, Kecamatan Tuminting, Kecamatan Mapanget, Kecamatan Singkil, dan Kecamatan Wenang.  

Berdasarkan analisis gelombang, diketahui bahwa arah gelombang tegak lurus dengan garis pantai sehingga dapat memicu naiknya air ke wilayah pesisir.

"Akumulasi kondisi di atas yaitu gelombang tinggi, angin kencang di pesisir, dan fase pasang air laut maksimum yang menyebabkan terjadi kenaikan air laut, sehingga mengakibatkan banjir yang terjadi di Manado," jelasnya.


Potensi gelombang tinggi 2 hari ke depan

Kendati bukan termasuk tsunami, tetapi kata Eko, di wilayah perairan sekitar Sulawesi Utara tersebut memang masih berpeluang terjadi gelombang tinggi berkisar 2.50 - 4.0 meter dalam dua hari ke depan.

"Untuk gelombang tinggi masih berpotensi hingga dua hari ke depan," kata Eko kepada Kompas.com, Senin (18/1/2021).

Oleh karena itu, BMKG mengimbau, agar masyarakat pesisir selalu mewaspadai ancaman bahaya pesisir ketika fase pasang air laut berbarengan dengan gelombang tinggi.

"Masyarakat masih perlu waspada utamanya saat fase pasang air laut," ujarnya.

Masyarakat diharapkan mengambil langkah antispatif terhadap potensi masuknya air laut ke daratan, pada saat fase pasang air laut yang bersamaan dgengan gelombang tinggi, hujan lebat, dan angin kencang.

"Potensi hujan deras, tentu akan menghambat proses surutnya (air laut)," ucap dia.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk terus memerhatikan informasi cuaca terkini dari BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Bitung dan mengikuti arahan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ataupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/18/200500323/bmkg--banjir-manado-bukan-tsunami-tapi-waspadai-potensi-gelombang-tinggi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke