Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Snowball Earth: Apa yang akan Terjadi Jika Bumi Kehilangan Sinar Matahari?

KOMPAS.com - Sinar matahari adalah sumber kehidupan bagi semua mahluk di Bumi. Para ilmuwan mengungkapkan planet yang kita tinggali ini ternyata bisa melepaskan hawa dingin.

Lalu apa yang akan terjadi jika Bumi kehilangan sinar matahari?

Tidak semua zaman es sama brutalnya, bahkan dalam peristiwa glasial paling ekstrem yang pernah dicatat dalam sejarah sains, es membentang dari wilayah kutub Bumi dan meluas hingga ke garis lintang yang lebih rendah.

Secara harafiah, kondisi ini akan membentuk kembali wajah planet.

Melansir Science Alert, Sabtu (1/8/2020), bukti transisi epik semacam ini dapat ditemukan dalam catatan geologis, paling baru yakni dalam glasiasi hebat selama periode Cryogenian.

Para ilmuwan berpikir peristiwa pendinginan ekstrem ini berpotensi mencapai konsekuensi global yang disebut dengan fenomena bola salju bumi (Snowball Earth).

Akan tetapi, apakah yang ada di Bumi bisa sangat efektif melepaskan hawa dingin tanpa henti, sehingga membuat hampir seluruh planet berakhir dengan terselimuti bola es dan salju beku?

Kendati demikian, para peneliti belum bisa mengetahui apa yang dapat memicunya, namun mereka saat ini sedang menggali penjelasan bagaimana hal ini bisa terjadi.

"Ada banyak gagasan tentang apa yang menyebabkan glasiasi global ini, tetapi mereka semua benar-benar bermuara pada beberapa modifikasi implisit dari radiasi matahari yang masuk," ungkap peneliti sains planet Constantin Arnscheidt dari MIT.

Dengan kata lain, penjelasan konvensional tentang bagaimana bola salju Bumi dapat terjadi adalah bahwa, beberapa jenis bencana besar.

Di antaranya berkurangnya jumlah sinar matahari yang mencapai permukaan planet, dapat membuat Bumi menjadi lebih dingin dan bahkan bisa membeku.

Hipotesa lainnya menjelaskan kaitannya dengan siklus karbon yang akan menjadi kebalikan dari krisis pemanasan global yang sedang dihadapi Bumi saat ini.

Muncul pertanyaan, apa yang terjadi jika Bumi memiliki lebih sedikit karbon dioksida?

"Meskipun masih ada perdebatan tentang pemicu spesifik dari glasiasi lintang rendah dari geologis Bumi di masa lalu, ada pemahaman umum bahwa glasiasi dimulai ketika perubahan fluks radiasi atau fluks CO2 melebihi ambang kritis," jelas Arnscheidt dan Ahli geofisika MIT Daniel Rothman.

Keduanya menjelaskan makalah yang telah dilaporkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Science of the United States of America (PNAS).

Sementara itu, peneliti telah menemukan gagasan pemikiran baru tentang prekursor Snowball Earth.

Dalam pemodelan baru ini, para peneliti mensimulasikan sistem dinamis Bumi dalam skenario glasiasi, terutama interaksi umpan balik ice-albedo dan siklus karbonat-silikat.

Pada contoh umpan balik positif menunjukkan saat Bumi semakin dingin dan mendekati Snowball Earth, lapisan es dan salju yang beku akhirnya memantulkan lebih banyak sinar matahari dari planet ini. Akibatnya, mempercepat proses pendinginan.

Namun, saat Bumi menjadi lebih dingin, siklus karbonat-silikat dapat terganggu. Dengan batuan-batuan Bumi yang tersegel di bawah es, mereka kurang mampu menyerap karbon atmosfer, sehingga menempel di udara yang memerangkap panas.

Itu sebabnya, pada jarak Bumi dari Matahari, secara teori planet kita tidak akan terjebak dalam keadaan Snowball Earth yang permanen, meskipun umpan balik ice-albedo abadi.

Melalui faktor-faktor tersebut, para peneliti memeriksa apakah pemberian induksi dapat menginduksi peristiwa Snowball Earth.

Dalam simulasi, Arnscheidt dan Rothman menemukan jika radiasi matahari turun cukup cepat dalam waktu yang cukup lama, dengan sendirinya cukup untuk melepaskan Snowball Earth.

Para peneliti memperkirakan kurang lebih hanya diperlukan penurunan 2 persen sinar matahari yang mencapai permukaan selama 10.000 tahun.

Simulasi ini, kata Arnscheidt, mengajarkan manusia agar selalu waspada terhadap kecepatan kita dalam memodifikasi iklim Bumi.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/08/01/132000523/snowball-earth-apa-yang-akan-terjadi-jika-bumi-kehilangan-sinar-matahari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke